[caption id="attachment_20493" align="alignnone" width="630"]
M Riza Chalid (net)[/caption]JAKARTA - Perwakilan Himpunan Masyarakat Minang Jakarta Raya melaporkan pengusaha minyak, M Riza Chalid ke Bareskrim Polri terkait atas tuduhan fitnah dan penistaan suku.
Tuduhan adanya fitnah dan penistaan suku terungkap pada isi rekaman pembicaraan antara pengusaha M. Riza Chalid, mantan Ketua DPR Setya Novanto dan Direktur PT Freeport Indonesia Ma'roef Sjamsuddin."Dalam rekaman itu, sangat menyedihkan, Riza berani mengatakan orang Padang 'dajjal'," kata Koordinator Himpunan Masyarakat Minang Jakarta Raya, Sarman El Hakim di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (17/12).
Laporan Sarman tersebut terdaftar dengan nomor LP/1413/XII/2015/Bareskrim tertanggal 17 Desember 2015 dengan terlapor M. Riza Chalid atas dugaan tindak pidana fitnah atau penistaan terhadap suku,dan golongan dan atau mengungkapkan atau melontarkan kata-kata yang menunjukkan kebencian atau rasa benci kepada ras dan etnis tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 310 dan atau 156 KUHP dan atau Pasal 4 Huruf B Angka 2 Jo Pasal 16 UU Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.Menurut dia, kata "dajjal" memiliki pengertian orang paling pendusta, paling pembohong, sampai saking pembohongnya, dajjal menyatakan diri sebagai Tuhan.
Dengan demikian, kata Sarman, ketika seseorang mengatakan masyarakat Minang atau orang Padang adalah dajjal maka itu berarti orang Minang disebut sebagai pendusta, pembohong, dan mengaku-ngaku sebagai Tuhan."Kami sebagai orang Minang merasa sangat terhina dan tersakiti oleh perkataan Riza Chalid tersebut," ungkapnya.Sementara Daulat Yang Dipertuan Raja Alam Minangkabau Pagaruyung, Sultan Muhammad Taufiq Thaib mengatakan hal yang senada."Berkali-kali dalam rekaman disebutkan Padang itu provinsi dajjal. Ini bukan ucapan keseleo, tapi diucapkan secara disengaja," katanya.
Pihaknya masih membukakan pintu maaf untuk Riza bila Riza segera menyampaikan surat permintaan maaf terbuka kepada seluruh masyarakat Minang. (aci)sumber:antara
Editor : Eriandi
