Perlu Pendekatan Khusus Menghadapi Remaja

×

Perlu Pendekatan Khusus Menghadapi Remaja

Bagikan berita
Foto Perlu Pendekatan Khusus Menghadapi Remaja
Foto Perlu Pendekatan Khusus Menghadapi Remaja

PADANG – Remaja saat ini masih dirundung berbagai persoalan, mulai dari kenakalan remaja, degradasi moral semacam bully, kecanduan gadget/game online, pornografi, LBGT dan lain sebagainnya. Padahal sejatinya remaja adalah investasi bagi masa depan bangsa. Dibutuhkan pendekatan dan pemahaman khusus dalam mendidik dan menghadapi remaja agar mereka tetap berada dalam koridor yang seharusnya.Mengingat pentingnya pengetahuan dan keterampilan dalam mengasuh dan menangani anak remaja, Surau Al-Qur'an RAS (SAR) Yayasan Anak Sholeh 85 mengadakan pelatihan pengasuhan remaja bagi guru SAR dan mentor RAS (Rumah Anak Sholeh) di aula Siti Manggopoh LPMP Sumatera Barat, Sabtu dan Minggu, 4 - 5 Januari 2020. Mengambil tema ‘Bagaimana Mengasuh Anak Remaja’, pelatihan menghadirkan psikolog dan konselor remaja senior, H Hilman Al Madani sebagai nara sumber.

Ketua Yayasan Anak Sholeh 85, Apwiddhal MT mengatakan, pelatihan bertujuan untuk peningkatan kapasitas dan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM), baik tenaga pengajar di SAR maupun mentor di RAS (Rumah Anak Sholeh). Menurutnya, Yayasan Anak Sholeh 85 selalu mengadakan kegiatan rutin disesuaikan kebutuhan mentor.Terkait dengan pelatihan pengasuhan remaja yang diadakan, menurut Apwiddhal, sangat dibutuhkan mengingat masalah remaja yang kompleks.

“Apalagi, anak-anak kita di Surau Alquran sudah tiga tahun dan akan segera memasuki level SMA. Sedini mungkin guru-gurunya dibekali untuk menghadapi mereka,” ujarnya didampingi Manajer Surau Alquran RAS, Ardiles, ditemui usai pembukaan acara tersebut, Sabtu (4/1).Sementara, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Sumatera Barat, Besri Rahmad MM saat membuka pelatihan mengapresiasi program-program yang telah dijalankan oleh Yayasan Anak Sholeh 85. Menurutnya, program-program yang dijalankan RAS dan SAR di dalamnya tertompang juga program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Dikatakan Besri, fenomena yang terjadi akhir-akhir ini adalah tingkat pelaporan kasus-kasus kekerasan pada perempuan dan anak yang semakin meningkat. Hal itu sebenarnya menunjukkan keberanian untuk mengadukan serta akses yang semakin mudah. Karena, tak hanya di tingkat provinsi, lembaga untuk pengaduan kasus kekerasan perempuan dan anak sudah ada hingga ke level pemerintahan terendah seperti nagari atau kelurahan.Sementara di tingkat kabupaten/kota ada yang namanya P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak). Sementara di Polres atau Polda, ada juga unit khusus perlindungan perempuan dan anak.

Data yang dihimpun oleh Dinas PPPA Provinsi Sumbar dari berbagai lembaga atau unit tersebut, selama tahun 2018, terdapat total 816 kasus kekerasan perempuan dan anak. Sebagian besar bisa ditangani di tingkat bawah. (rin)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini