Petani Sawit di Pasaman Barat Resah, Harga TBS Terjun Bebas

×

Petani Sawit di Pasaman Barat Resah, Harga TBS Terjun Bebas

Bagikan berita
Foto Petani Sawit di Pasaman Barat Resah, Harga TBS Terjun Bebas
Foto Petani Sawit di Pasaman Barat Resah, Harga TBS Terjun Bebas

PASAMAN BARAT - Petani kelapa sawit di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat menjerit karena turunnya harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit menjelang Lebaran 1443 Hijriah. Biasanya mencapai Rp3.000-an per kilogram, kini turun menjadi Rp1.000-Rp1.300 per kg."Beberapa hari ini harga sawit terjun bebas. Itu pun hanya di Pasaman Barat saja. Daerah lain harga tetap stabil," kata salah seorang petani kelapa sawit Kinali Zulbahri Sikumbang di Simpang Empat, Rabu (27/4).

Ia mengatakan, akibat harga sawit yang turun drastis, banyak petani yang tidak panen karena harga jual tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan.Ia mengharapkan kepada pemerintah atau dinas terkait bisa turun ke bawah melihat persoalan ini agar tidak ada cukong yang bermain.

Sementara itu, petani lainnya Jasmir Sikumbang yang juga merupakan Ketua Bidang Pertanian dan Perkebunan Barisan Pemuda Nusantara Pasaman Barat merasa janggal dengan turun bebasnya harga kelapa sawit saat ini.Sebab, pengumuman pelarangan ekspor TBS tidak ada, namun hanya minyak goreng atau RBD palm olein oleh Presiden RI dan sesuai dengan surat edaran Direktoral Jenderal Perkebunan.

Dalam surat itu, katanya, tegas dikatakan tidak bisa pihak perusahaan menetapkan harga secara sepihak di luar harga yang telah ditetapkan oleh tim di provinsi.Jangan jadikan alasan penurunan harga sawit karena pembatasan ekspor. Yang dilarang atau pembatasan ekspor itu minyak goreng bukan TBS.

"Sementara penetapan harga tingkat provinsi yang berlaku untuk periode tanggal 22 - 30 April 2022, menetapkan harga Rp3.112 paling rendah dan Rp. 4.200 paling tinggi. Kenapa saat ini turun bebas menjadi Rp1.300 per kilogram," sebutnya.Anehnya lagi, katanya penurunan harga dilakukan oleh perusahaan sawit swasta sementara perusahaan PT IV harga masih Rp3.200 per kilogram.

"Ada apa dengan investor sawit di Pasaman Barat ini. Petani menderita dan toke sawit mengalami kerugian. Kami berharap Pemkab Pasaman Barat dan Polres segera menindak tegas pelaku atau oknum yang melanggar aturan itu," harapnya. Saat ini, katanya banyak petani mengalami kerugian dan memilih tidak panen karena biaya yang cukup tinggi sementara harga jual rendah.

"Kami minta pemerintah atau negara hadir di tengah keresahan petani sawit. Tegakkan aturan kalau perlu beri sanksi perusahaan atau oknum yang mempermainkan harga," harapnya. (ant)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini