Pilkada di Mentawai, Ini Sebenarnya Pesta Demokrasi

×

Pilkada di Mentawai, Ini Sebenarnya Pesta Demokrasi

Bagikan berita
Pilkada di Mentawai, Ini Sebenarnya Pesta Demokrasi
Pilkada di Mentawai, Ini Sebenarnya Pesta Demokrasi
[caption id="attachment_49419" align="alignnone" width="650"]Pemilih berbondong-bondong di TPS 1 Desa Muntai, Siberut Selatan. (defil) Pemilih berbondong-bondong di TPS 1 Desa Muntai, Siberut Selatan. (defil)[/caption]

TUA PEIJAT - Rabu (15/2) pagi di Siberut Selatan Mentawai terasa cukup dingin. Matahari seolah masih malu menampakkan diri. Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) setempat bersiap mengangkat kotak logistik untuk didistribusikan ke tempat pemungutan suara. Jam 7 pemilihan akan dimulai.

Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) pun sibuk memperhatikan kinerja saudara "seibunya" itu. Saat itu, mereka juga mendapat kunjungan dari tim jelajah Bawaslu Sumbar. Singgalang ikut di dalamnya.

Dari sekretariat PPK logistik didistribusikan. Mereka menggunakan jasa angkutan roda empat dan roda tiga, alias becak motor. Pengiriman kotak mendapat pengawalan ketat dari kepolisian.

"Pagi ini kotak diantar ke TPS yang bisa ditempuh lewat darat," kata Ketua PPK Siberut Selatan, Potan di sela kesibukannya.

TPS yang bisa ditempuh jalur darat 11. Sedangkan 7 lainnya lewat jalur sungai, seperti ke Desa Matotonan dan Madobag. "Jumlah TPS 18, sedangkan 7 TPS sudah didistribusikan sejak Senin (13/2) karena menempuh jalur sungai dan memakan waktu sampai 6 jam," ujarnya.

Ada yang mengharukan pada Pilkada di Mentawai itu. Antusias warga cukup tinggi. Di daerah ini pesta demokrasi benar-benar meriah.

Sejak TPS baru dibuka, calon pemilih berduyun-duyun hendak mencoblos. Mereka tidak sabar ingin menyampaikan aspirasi, guna menentukan pemimpin daerah lima tahun yang akan datang.

Pantauan di TPS 1 Desa Muntai, ramainya seperti warga Padang yang mengambil dana bantuan langsung tunai (BLT) di kantor POS. Tidak ada antrian mengular, masing-masing mereka ingin didahulukan. Berkat tenaga Linmas, situasi cukup kondusif. Mereka dipanggil berdasarkan absen.

"Di sini kesadaran masyarakat terhadap demokrasi cukup tinggi. Kami sangat mengharapkan pemimpin akan datang benar-benar orang yang diinginkan masyarakat banyak," kata Daniel, salah seorang pemilih.

Hal itu juga terbukti di TPS lainnya. Partisipasi sejumlah TPS bahkan melebihi jumlah daftar pemilih. Misalnya di TPS 2 Desa Muntei, jumlah pemilih 214  sedangkan DPT cuma 210. Suara sah 210, tidak sah 4.

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini