[caption id="attachment_25635" align="alignnone" width="630"]
Ilustrasi (net)[/caption]JAKARTA - Media sosial menjadi andalan bagi Bahrun Naim, pentolan ISIS asal Indonesia yang berada di Suriah untuk merekrut sel-sel baru di Indonesia.
Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul menjelaskan, secara umum bagaimana pola komunikasi teroris ini di media sosial."Kalau jalur komunikasi saya ingin menggambarkan secara luas saja. Sekarang beberapa fasilitas di media sosial itu memiliki aplikasi telepon video call ada di Facebook, Line, WA. Ada juga aplikasi yang bisa menyembunyikan pembicaraan seperti di telegram," kata Martin di Kompleks Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (23/12).
Menurut mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu, kendati ada momen pembicaraan rahasia yang dibicarakan mereka melalui aplikasi telegram. Namun, perlu diingat bahwa ada celah untuk membongkar kecanggihan teknologi tersebut."Harus diingat bahwa secanggih-canggihnya satu teknologi itu juga memiliki dampak mudah untuk membukanya. Kita lihat beberapa percakapan-percakapan bisa di-typing. Percakapan satu bulan lalu bisa diangkat kembali. Artinya semua informasi terkait tindak kejahatan akan dilakuan upaya untuk mendapatkan keterangan sumbernya," katanya.Seperti diketahui, beberapa penangkapan tersangka teroris di Indonesia berdasarkan hasil penyidikan mereka mengakui kepada aparat kepolisian terkait dengan Bahrun Naim di Suriah. Penangkapan teranyar adalah bom panci di Bekasi dan pengungkapan terduga teroris di Tangerang Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Batam. (aci)
