[caption id="attachment_18158" align="alignnone" width="650"]
Wakapolresta Padang, AKBP Chairul Azis memberikan penjelasan pada warga dalam aksi demo menentang tempat pembakaran mayat di Jl. Pasar Borong II, Rabu (11/11). (deri oktazulmi)[/caption]
PADANG - Puluhan warga menolak dan memprotes kremasi jenazah di Krematorium HBT, Jalan Pasar Borong III, Batang Harau, Padang Selatan, Rabu (11/11).Dalam orasinya, Wak Hamzah pendemo mengatakan persoalan itu sederhana saja, cukup pindahkan krematorium ke lokasi yang lebih layak. "Itu saja permintaan kami, "kata dia.
Menurut dia, lokasi krematorium itu bertentangan dengan PP No. 9 tahun 1997. "Kami tidak melarang mereka membakar mayat, tapi carilah lokasinya yang sesuai dengan peraturan itu," kata Wak Hamzah.Srimawarni, Bundo Kanduang dan selaku ketua pemuka masyarakat Pasar Gadang, Pasar Mudik dan sekitarnya mengatakan tempat pembakaran mayat ini tidak asal berdiri, pastinya ada izin.
Menurutnya, warga harus menahan diri, solusi akan dicarikan bersama walikota.Tuako HBT, Andreas Sofiandi mengatakan krematorium kebutuhan masyarakat, karena dalam agamanya diperbolehkan memilih untuk dimakamkan atau dikremasi. Kremasi itu ada di Indonesia ini sejak lama.Pihaknya juga menyadari, saat ini tanah pemakaman sulit dan harganya mahal, sehingga etnis Tionghoa lebih banyak memilih dikremasi. Atas dasar itu, pihaknya kemudian melakukan perbandingan ke Hongkong, Singgapura dan Malaysia.Andreas menceritakan dengan dasar itu, pihaknya memohon izin kepada walikota, untuk mendirikan krematorium dan setelah mendapatkan izin, pihakya mulai menyediakan sarana krematorium itu, dan mensosialisasikan kepada semua etnis Tionghoa dan semuanya ternyata menyambut baik. (deri)
Editor : Eriandi
