Quwwah Ruhiyyah

×

Quwwah Ruhiyyah

Bagikan berita
Quwwah Ruhiyyah
Quwwah Ruhiyyah

Oleh Rahmat Nurdin, M. Pd(Alumnus MTI Pasia / Jamaah PERTI)

 Sudah jamak dalam pengetahuan kita bersama bahwa Ramadhan adalah bulan latihan jika dikaji dari berbagai aspek kehidupan ini, tak terkecuali latihan untuk "memperkuat ruhaniyah" seorang muslim. Maka ramadhan adalah momentum terbaik bagi kita untuk memperkuat ruhaniyah (kekuatan spiritual) orang muslim. 

Quwwah ruhiyyah adalah kekuatan yang lahir dari keimanan dan keyakinan kepada Allah, keyakinan kepada Allah bahwa Allah akan menolong hamba-hamba-Nya keluar dari berbagai persoalan hidup yang sedang dihadapi, keyakinan kepada Allah bahwa Allah akan menolong hambanya yang beriman dan beramal saleh. Kekuatan dan keyakinan seperti inilah seharusnya ada dalam diri setiap orang muslim, ketika menjalankan perintah dan meninggalkan larangan Allah. Dengan berbagai rangkaian ibadah ramadhaniyah yang kita lakukan seperti puasa, shalat, tadarus Alquran, zikir dan doa, tentu akan menambah dan meningkatkan kekuatan iman kita kepada Allah. Ketika iman kita bertambah secara otomatis quwwah ruhaniyah (kekuatan spiritual) kitapun akan kuat, ibadah yang dilakukan tidak hanya semata untuk mendapatkan balasan pahala, namun ibadah yang didalamnya terkandung makna IHSAN. 

Jika kita tengok lembaran sejarah generasi terdahulu yaitu Nabi dan para sahabat beliau, kekuatan spiritual inilah yang menjadi inti dari perjuangan beliau. Sehingga mereka mampu melakukan perkara-perkara besar yang diabadikan dan dicatat dengan tinta emas dalam sejarah islam. Kekuatan spiritual lah yang menjadi penyebab kemenangan kaum muslimin pada perang badar yang terjadi bertepatan pada bulan Ramadhan tahun kedua dari hijrah Rasulullah SAW. Pasukan kaum muslimin yang jumlahnya jauh lebih sedikit (313 orang) dari pasukan kaum musyrik (lebih dari seribu orang), secara fisik kaum muslimin bisa lebih lemah karena sedang berpuasa. Namun karena, "kekuatan spiritual" telah mencengkram dalam jiwa mereka, maka dengan izin Allah mereka dapat mengalahkan pasukan musuh yang secara fisik jauh lebih kuat dan lebih banyak dari mereka. 

Sahabat mulia, Abdullah bin Rawahah ra. Memberikan motivasi dan memompa semangat kaum muslimin yang ragu untuk berjihad ketika terjadi perang Mu'tah, ketika melihat kekuatan musuh jauh lebih besar. Beliau berkata, "wahai kaumku.!! Sungguh perkara yang kalian takutkan (kematian) yang menjadi tujuan kalian keluar dari berjihad di jalan Allah, kita tidak memerangi manusia dengan bilangan, kekuatan dan banyaknya jumlah kita. Kita hanyalah memerangi mereka dengan dorongan agama yang menjadi penyebab kemuliaan kita, karena itu berangkatlah, karena hanya dua kebaikan yang kita dapatkan yaitu menang atau mati sebagai syahid".Khalifah Rasulullah yang kedua pernah berkata betapa pentingnya kekuatan ruhaniyah dimiliki oleh pasukannya, "Jika kita tidak bisa mengalahkan mereka dengan kekuatan berbekal ketaatan kepada Allah, maka mereka akan mengalahkan kita dengan kekuatan material yang mereka miliki". 

Dalam hal ini Allah telah nyatakan di dalam firman-Nya (QS. 2: 249-251). Berapa banyak kelompok yang jumlahnya kecil mampu mengalahkan kelompok yang jumlahnya lebih besar. Lalu apakah yang menjadi kekuatan kelompok kecil itu? Itulah dia kekuatan Ruhaniyyah, qalbu yang di dalamnya berisi iman dan keyakinan semata-mata hanya kepada Allah. Begitulah dahsyatnya kekuatan Ruhaniyyah pada diri orang-orang beriman, kekuatan ini tidak ada tandingannya dengan kekuatan apapun di dunia.  Jika orang-orang kafir secara fisik memiliki kekuatan yang luar biasa, kita harus yakin bahwa kekuatan mereka tidak ada apa-apanya dibanding kekuatan ruhiyah yang ada pada diri kaum muslimin. 

Jika dengan kekuatan fisik dan materialnya orang-orang kafir berperang agar mereka tetap hidup, maka kaum muslimin dengan kekuatan ruhiyahnya berperang untuk mati di jalan Allah. Inilah yang ditakuti oleh musuh dari diri kaum muslimin, oleh sebab itu ramadhan ini adalah cara Allah untuk memperkuat ruhiyyah hamba-Nya. Dengan kekuatan ruhiyyah maka tidak sepantasnya kita merasa lemah dan takut menghadapi berbagai halangan dan rintangan dalam hidup ini. Bukankah Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya "janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang beriman"

Quwwah ruhiyyah yang lahir dari keyakinan dan keimanan kepada Allah pulalah yang membuat saudara-saudara kita di Palestina mampu bertahan sampai saat ini, walaupun negeri mereka terus di bumi hanguskan oleh kaum kafir, hujan bom dan peluru menjadi jalan syahid bagi mereka. Dalam konteks kehidupan kita saat ini Quwwah ruhiyyah (kekuatan spiritual) menjadi penggerak dan pengatur hidup kearah yang lebih baik, semakin tinggi nilai spiritual yang dimiliki seseorang, maka hidupnya akan semakin terarah menuju ke yang Maha Suci dan akan semakin mudah dalam menghadapi hidup ini, dekat dengan pertolongan Allah. 

Kemudian yang menjadi penyebab banyaknya terjadi kasus-kasus tindakan kriminal, pencurian, korupsi, dan tindakan asusila perbuatan zina, mabuk, judi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita karena "lemahnya nilai spiritual" di dalam diri, gelapnya qalbu dari cahaya kebenaran membuat orang bertindak, berkata di luar batas kewajaran, bahkan terkadang melampaui batas kewajaran. Tindakan-tindakan di luar batas kewajaran itu dapat kita minimalisir dengan memanfaatkan momentum ramadhan ini dengan sebaik-baiknya untuk mengisi ruhaniyah dengan nilai-nilai keimanan kepada Allah, dengan rangkaian ibadah sebagaimana  telah kita sebutkan di awal. Ibadah yang tidak hanya sebagai rutinitas tahunan, namun ibadah yang melahirkan sifat ihsan (engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat Allah, jika engkau tidak dapat melihat Allah sesungguhnya Allah melihat engkau). Ihsan inilah yang menjadi dasar utama kekuatan spiritual sekaligus menjadi tanda kedekatan seorang hamba dengan Sang Khaliknya. Wallahu a'lam. 

 

Editor : Eriandi
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini