Rinuak Danau Maninjau Sudah Pindah ke Singkarak

×

Rinuak Danau Maninjau Sudah Pindah ke Singkarak

Bagikan berita
Foto Rinuak Danau Maninjau Sudah Pindah ke Singkarak
Foto Rinuak Danau Maninjau Sudah Pindah ke Singkarak

[caption id="attachment_19623" align="alignnone" width="600"]Danau Maninjau (antara foto) Danau Maninjau (antara foto)[/caption]AGAM—Sore itu matahari seakan sudah ingin cepat pulang ke rumahnya. Awan gelap mengambil kesempatan, hampir seluruh daerah yang ada di salingka Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya diselungkupinya. Angin pun tidak mau ketinggalan, tiupannya membuat riak di danau itu lebih tinggi dibandingkan biasanya berlari-lari dari tengah ke tepi danau.

Tak ingin dikalahkan cuaca sore itu, deretan pedagang di sepanjang jalan antara Pasa Maninjau sampai dengan Muko-Muko tetap beraktivitas seperti biasa. Meski beberapa di antaranya masih tertutup dan belum terlihat batang hidung si empunya. Pun demikian dengan Gus, seorang pedagang pensi serta beberapa produk lainnya. Penuh doa dan harapan ia berharap hari itu akan mendapatkan penghasilan yang besar.Tiba-tiba sebuah mobil pribadi berhenti di depan tempat jualannya.

“Diak, bungkuih pensi limo, kan lai biaso haragonyo?” kata seorang ibu yang baru saja turun dari mobil itu.“Tantulah masih. Dari maa Ibuk tadi?” Gus membalas sambil mulai mengambil daun untuk membungkus pesanan si Ibuk.

Si Ibuk masih saja tetap melirik ke kiri dan kanan. Sepertinya ada yang dicari. Tangan bercincin emas itu terus saja membalik-balik dagangan yang tersusun di depannya. Penat mencari ia pun mulai bertanya.“Palai rinuak maa nyo, Diak? Rakik rinuak juo indak tampak,” cerocos ibu itu.

“Itulah Buk. Alah payah kini. Rinuak tu bana nan indak batamu kini,” Gus memelas.“Tu kama painyo? Sato mati pulo jo ikan banyak tu?” Si Ibuk balik bertanya.

“Alah pindak ka Singkarak. Yang lain indak Buk?” Tanya Gus.“Indak. alah itu, Apak tadi hanyo bapasan rinuak,” sambil mengeluarkan uang lima puluh ribuan dari dalam dompet merah yang sedari tadi dipegangnya.

Ya seperti itulah. Tidak hanya Gus, sebagian besar masyarakat salingka Danau Maninjau meyakini jika rinuak yang menjadi ikon spesifik daerah itu telah meninggalkan mereka. Berpindah ke danau lain.

“Rinuak tu pasti alah pindah ka Danau Singkarak. Indak ado di Maninjau lai,” ujar Res, guru di salah satu sekolah negeri di Maninjau, kepada Singgalang, Jumat (23/12), sembari mengatakan masyarakat meyakini ada saluran di dalam tanah yang menghubungkan Danau Maninjau dengan Danau Singkarak.Entah benar atau tidak tetapi memang masyarakat mulai kesulitan untuk mendapatkan rinuak di danau tersebut. Sering turun ke laut, begitu masyarakat setempat menyebut pergi ke danau, tetapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan.

“Sajak alah acok tubo. Rinuak juo turuik hilang,” ujar Sabar, seorang pria yang biasa menangguk rinuak di Danau.Menghilangnya rinuak tersebut memberikan dampak yang sangat besar bagi masyarakat sekitar. Pasalnya, ikan bertubuh kecil itu biasanya menjadi sumber pencarian harian bagi masyarakat salingka Danau. Banyak produk makanan yang mereka hasilkan berbahankan rinuak.

“Biasanya dalam satu hari saya setidaknya bisa mengumpulkan uang sekitar tujuh puluh ribu dari menjual hasil tangkapan rinuak. Sekarang entahlah apa yang akan dikata,” ujar Sabar sambil menggaruk-garuk kepalanya.Meski ia memiliki dua petak keramba. Tanpa ada pun tubo, hasil tangkapan rinuak tetap merupakan penopang utama kehidupan hariannya. Sedangkan, hasil ikan keramba baru bisa diperoleh sekitar empat bulan.

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini