SITUASI bertolak belakang dihadapi kedua tim. Rusia dalam trend bagus, setelah menang telak 5-0 atas Arab Saudi di laga perdana. Sementara, Mesir justru dalam tekanan setelah kalah dari Uruguay. Sejatinya lebih mudah memprediksi hasil sebuah pertandingan, dengan latar kedua tim seperti ini.
Mesir terutama, mereka dituntut harus menang untuk menyelamatkan peluang mereka lolos ke babak berikutnya. Sebuah kekalahan akan membuat peluang itu musnah. Ada tekanan psikologis, karusan untuk menang.
Tinggal bagaimana pelatih bisa mengeluarkan atau meminimalisir tekanan itu. Bukan pekerjaan mudah keluar dari tekanan itu, karena ini adalah level tertinggi sepakbola, Piala Dunia. Ada membawa nama negara, tuntutan publik, dan sebagainya.
Memang, kabar bagus untuk Mesir, ketika sang bintang dan kapten tim Mohamed Salah kemungkinan bisa bermain. Setidaknya kehadiran pemain memberi motivasi lebih untuk bagi bagi skuad Mesir.
Cuma masalahnya, Mo Salah bukanlah seorang pesulap atau penyihir, yang serta merta bisa merubah keadaan. Disamping fisik belum bugar 100 persen, Salah juga harus menyesuaikan lagi dengan taktikal tim, karena Salah banyak kehilangan sesi latihan bersama timnya.
Jadi, saya melihat secara teknis kehadiran Salah tak akan berpengaruh besar bagi Mesir. Mungkin hal terbaik yang dilakukan Mesir adalah menjadikan laga ibarat final, habis-habisan, now or die!.
Sebaliknya, Rusia akan bermain dengan nyaman. Kemenangan telak 5-0 atas Arab Saudi, membuat Rusia sudah melepaskan beban tekanan laga perdana, dan juga tekanan publik. Kepercayaan publik yang sudah kembali itu, akan menjadi pemain ke-12 Rusia sebagai tuan rumah.
Dengan kondisi terkini kedua tim, saya agak berani mengatakan, peluang Rusia menang sangat besar. Adalah kejutan besar, jika Mesir bisa comeback dan balik memukul Rusia. Realistis saja, saya pegang Rusia menang dengan margin dua gol atau lebih. (*)
