Saudagar Berbudi Rang Koto Anau

×

Saudagar Berbudi Rang Koto Anau

Bagikan berita
Saudagar Berbudi Rang Koto Anau
Saudagar Berbudi Rang Koto Anau

abdullatif1Oleh Zusneli Zubir, Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Dunia enterpreneur Minangkabau sampai kini merupakan jenis wirausaha yang lebih dekat dengan konsep pedagang daripada pengusaha dalam kapitalis. Galeh atau dibahasakan menjadi galas, mulanya bergerak di tingkat menengah ke bawah, sehingga orientasi saudagar tidak mengutamakan modal yang besar, melainkan usaha mencari makan dan memenuhi tuntutan sosial.Ketika banyak orang membicarakan kehidupan saudagar Minang tempo dulu, tentu digambarkan dengan realitas pesisir pantai Barat Sumatera. Rupanya anggapan ini, tidak seluruhnya benar. Sebagian dari mereka bergerak di sektor perdagangan rempah, tekstil, bahkan dunia perbankan.

Meskipun mengadu untung di rantau pesisir, rupanya dirunut dari asal-muasal mereka, ada juga yang berasal dari kawasan Darek dan Rantau Minangkabau. Salah satu tokoh yang tenggelam dalam hiruk pikuk kehidupan saudagar masa kini adalah Abdul Latif.

Nama Abdul Latif pernah berkibar dan menghiasi gemerlapnya dunia enterpreneur pada awal abad ke-20. Saudagar asal Nagari Koto Anau, Solok ini pernah diabadikan dalam kisah Ayahku yang ditulis Hamka. Hamka sendiri mengakui, saudagar kaya ini punya andil besar, mendorong proses modernisasi Islam di ranah Minang.Sebut saja Majalah Almunir, Sekolah Adabiah, Sekolah Diniyah, Sekolah Normal Islam, Sekolah  Muhammadiyah dan masjid di Sumatera Barat pernah didanai dari “saku”nya.Satu pertanyaan menggelitik muncul, layakkah sosok ini dikenang dalam lembaran sejarah Minangkabau? Jawabnya tentu saja layak.

Bermula dari tahun 1885 lahirlah seorang bayi laki-laki di Sungai Dareh Nagari Koto Anau. Abdul Latif demikian nama anak dari pasangan Abdul Latif terlahir dari pasangan Latif dan Rendo Ameh. Ia terlahir di sebuah nagari yang terletak di kaki Gunung Talang, Kecamatan Lembang Jaya.

Menurut historisitasnya Koto Anau merupakan bagian dari konfederasi Kubuang Tigo Baleh yang secara adat disebut sebagai Nagari Adik.Menurut Geertz, pengamatan tentang personalitas berkaitan dengan stuktur pengalaman seseorang.Struktur pengalaman merupakan  akumulasi total dari pola budaya, kesimpulan simbol-simbol yang dibangun masing-masing orang dari berbagai peristiwa yang telah dialami.

Kondisi alam yang permai, adat istiadat yang masih kuat, ditambah proses dialektika yang terjadi awal pembaruan Islam, tentu sajaikut membentuk karakternya.Abdul  Latif adalah anak kedua dari dua orang bersaudara. Pendidikan dasar yang ia lalui adalah pendidikan Sekolah Rakyat. Sore hari hingga malam harinya, Abdul Latif belajar ilmu agama, silat dan adat istiadat Minang di Surau. Bagaimana kisah Abdul Latif mengasah keahliannya menggalas di dunia rantau, selanjutnya akan dibahas dalam kisah selanjutnya. (bersambung)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini