Sawah Petani di Pasaman Barat Terancam Gagal Panen

×

Sawah Petani di Pasaman Barat Terancam Gagal Panen

Bagikan berita
Sawah Petani di Pasaman Barat Terancam Gagal Panen
Sawah Petani di Pasaman Barat Terancam Gagal Panen

SIMPANG AMPEK - Sawah petani di Pasaman Barat terancam gagal panen. Pasalnya, pupuk bersubsidi jenis urea langka. Sementara urea non subsidi harganya mahal.Ketua Gabungan Kelompol Tani Sukma Karsa Sariak Kecamatan Luhak Nan Duo Pasaman Barat, Algeri Adnan kepada wartawan Sleasa (15/1) mengatakan, belum diketahui sebab kelangkaan pupuk urea bersubsidi. Pihak pemerintah daerah, tidak juga menyampaikan informasi apa-apa terkait kelangkaan tersebut.

"Akibatnya sekarang, padi, jagung dan tanaman lainnya yang telah ditanam masyakat terancam gagal dipanen," katanya.Menurutnya petani saat ini banyak yang tidak memberi pupuk urea tanamannya karena harga pupuk nonsubsidi cukup tinggi mencapai Rp280 ribu per karung. Jika dibandingkan harga pupuk subsidi bisa diperoleh dengan Rp115.000 sampai Rp120.000 per karungnya.

"Petani tidak sanggup membeli pupuk nonsubsidi karena harganya yang tinggi. Sementara tanaman jagung contohnya minimal harus dipupuk dua kali. Saat ini banyak petani hanya memupuk satu kali," sebutnya.Ia menyatakan jika kondisi ini terus terjadi, maka petani akan terancam gagal panen atau produksinya berkurang pada Februari dan Maret nanti.

Sementara itu Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultara dan Peternakan Pasaman Barat, Sukarli mengatakan pupuk bersubsidi memang langka di lapangan.Menurutnya untuk pupuk bersubsidi hanya 18 persen dari total kebutuhan pupuk yang diajukan oleh petani berdasarkan RDKK.

"Kalau langka di lapangan memang alokasi pupuk 2019 sudah habis terdistribusi sampai Desember 2019. Sementara untuk 2020 pihaknya baru dapat alokasi dari provinsi dan sedang diproses Surat Keputusan bupati," katanya. (dika)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini