Saya tiba di stasiun kereta api Sawahlunto yang sepi pada Kamis (16/6). Inilah stasiun warisan dunia yang dicatat oleh Unesco pada 2019 di Kota Baku, Azerbaijan. Sawahlunto dengan semua peninggalan sejarahnya dan rel kereta api dari sana ke Padang itulah yang dicatat sebagai warisan dunia. Tiga tahun berlalu, tapi belum tampak wajah Unesco di kota ini, karena memang belum pula terlihat, kehangatan hati untuk mengejarnya. Sawahlunto, mungkin sedang bersiap atau berpikir atau terlena.
Saya masuk ke stasiun itu. Ada seorang petugas, Susi yang juga kesepian. Ia memandu setiap tamu berkeliling di stasiun yang disulap jadi museum itu. Satu per satu foto yang menyimpan sejarah yang dipajang di dinding saya amati. Ada 100 foto tentang kereta api masa lampau. Sejarah berkisah pada saya. Sejarah yang sama seolah mengeluh, tentang kesepian yang panjang. Saat ini, ia hanya memandu saya.
Di rusuk bagian belakang, di atas rel tua, sejumlah anak-anak sedang bermain dan ketika saya foto, mereka beraksi, “Buek yutup Pak?” Lalu, mereka bermain lagi. Diantar Kabid Peninggalan Bersejarah dan Permuseuman, Dinas Kebudayaan kota itu, Rahmat Gino Sea Games, saya menuju bengkel. Di sana gerbong buatan 1966, alias Mak Itam, sedang dibongkar isu perutnya.
“Maaf Pak, tangan saya hitam bergomok,” kata seorang bapak, Nas, pensiunan PT KAI, tapi ia diminta mempermak Mak Itam. Bersamanya ada lima orang tukang preteli kereta api dari Ambarawa. Katanya, Mak Itam dibongkar isi perutnya dan setelah itu beres. Jika telah siap, maka Mak Itam akan beroperasi ke Muaro Kalaban dan diresmikan Menteri BUMN Erick Thohir.
Panjang jalur Sawahlunto ke Muaro Kalaban 7 Km. Jalur inilah yang akan direaktivasi, tentu saja termasuk terowongan sepanjang 1 Km. Itulah jalur wisata Mak Itam, loko yang bersejarah itu. Wisata minat khusus ini
Di stasiun ini, rel kereta dibungkus panas dan sepi berdiri gagah. Bangunan-bangunan tua di kota itu yang berdiri gagah sejak 1910-an menandai era berdirinya bangunan bersemen di Sumatra Westkust, yang semennya didatangkan dari pabrik NV Nederlandsch-Indische Portland Cement Maatschappij atau NIPCM. Sejak ada pabrik itu, pembangunan berlangsung dengan pesat dan kira-kira 10 tahun saja, proyek-proyek bagus di Padang, selesai dikerjakan.
Kepala Dinas Kebudayaan Sawahlunto, Kepala Dinas Kebudayaan Peninggalan Bersejarah dan Permuseuman Kota Sawahlunto Hilmed, didampingi sekretaris dinas, Adrial dan Gino menyebutkan, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan pihak Unesco pada 4 Juli mendatang di Jakarta guna membahas berbagai hal tentang warisan dunia. Menurut mereka, dicatatnya oleh Unesco, merupakan brand kuat dan menjadi alat untuk memelihara terus-menerus asset sejarah bangsa itu. “Kita punya tapi dijaga juga oleh dunia, seperti kota ini, serta ratusan situs sejarah di dunia. Di Indonesia seperti Borobudur itu,” katanya.