Sayang Anak, Patuhi Prokes Saat Berkunjung ke Sekolah Berasrama

×

Sayang Anak, Patuhi Prokes Saat Berkunjung ke Sekolah Berasrama

Bagikan berita
Foto Sayang Anak, Patuhi Prokes Saat Berkunjung ke Sekolah Berasrama
Foto Sayang Anak, Patuhi Prokes Saat Berkunjung ke Sekolah Berasrama

PADANPANJANG - Munculnya klaster sekolah Covid-19 di Kota Padang Panjang bukan sekali saja, namun sudah berulang. Meski begitu dengan penanganan yang cepat dapat diatasi, pada umumnya munculnya kasus itu karena kurang disiplin protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.Kepala Dinas Kesehatan Padang Panjang, Nuryanwar menyampaikan, setidaknya sudah ada tiga kali kasus klaster sekolah di daerah itu. Semuanya terjadi karena kurang disiplin Prokes Covid-19.

"SMA 1 Sumbar bukan yang pertama buat kami. Tapi kami terus lakukan evaluasi, memperketat pemberlakuan prokes di sekolah,"sebutnya saat FGD yang diadakan Harian Singgalang bekerja sama dengan BNPB, Jumat (9/4).Dikatakan, sejak sekolah tatap muka diberikan peluang oleh pemerintah pusat, Kota Padang Panjang langsung memulai. Kemudian, muncul klaster di SMP dan ditangani dengan cepat. Berikutnya di sekolah berasrama Diniyah Putri Padang Panjang. Terakhir 58 siswa di SMA 1 Sumbar dinyatakan positif.

Khusus di SAM 1 Sumbar, kejadianya 19 Maret 2021. Saat itu, salah satu siswa dilaporkan bergejala karena kehilangan penciuman dan demam. Pada 20 Maret dilakukan cek dari Puskesmas, langsung kirim ke labor, hasilnya 14 orang kontak erat diswab."Tanggal itu langsung dilakukan penelusuran kontak erat dengan kasus terkonfirmasi tadi. Betul-betul kontak erat, dipisahkan dulu dari lainnya. Diswab 22 Maret, pada 23 Maret nambah 6 orang lagi. Sudah tujuh orang terkonfirmasi," katanya.

Dari jumlah itu dilakukan tracking, kontak erat 168 orang. Dipisahkan, 25 Maret diswab, hasilnya antarkan ke labor. Dinyatakan positif 36 orang lagi. Pada tanggal 26 Maret, tracking lagi ditemukan kontak 138 orang.Pada 29 Maret swab, 30 Maret hasilnya bertambah 15 orang lagi positif. Setelah hasilnya keluar, yang positif langsung diisolasi. Sekolah dijadikan tempati karantina.

"Untuk yang negatif dipulangkan ke daerah asal. Sekolah hanya dijadikan isolasi, penanganan bagaimana cepat sembuh semuanya. Proses isolasinya dikarantinakan, diawasi terus. Suplemen, makanan tambahan agar cepat sembuh kembali," ulasnya.Dari jumlah kontak erat 321 orang terdiri dari 271 orang siswa, termasuk guru dan pegawai 46. Maka terkonfirmasi sebanyak 58 orang, semuanya siswa.

Menurutnya, sekolah itu sebelumnya sudah disiplin. Siapa yang datang diswab, terhadap seluruh siswa dan guru. Kalau aman, masuk, kalau ada gejala dikarantina langsung. Termasuk dengan pembejalaran dimulai bergelombang. Dari kelas paling tinggi, kelas 12, diswab, pembelajaran evaluasi setelah 2 minggu, baru masukan kelas dibawahnya. Sehingga semuanya berjalan penuh."Semuanya sudah sesuai prokes Covid-19 arahan Kemendik. Sarana sudah distandarisasikan, tempat cuci tangan sudah dipenuhi,"ulasnya.

Menurutnya, penyebabnya orang tua yang tidak disiplin. Ingin ketemu dengan anak, maka ada yang dilanggar. Salaman dengan anak, diucium anaknya. Ini sangat rentan dengan penularan. Besar kemungkinan kunjungan dari orang tua di luar Kota Padang Panjang. Tracking dilakukan guru dan pegawai tidak ditemukan positif. Kemungkinan orangtua yang melanggar."Kami menyarankan, kalau ada kebijakan kunjungan orang tua, sebaiknya kalau tidak swab, rapid antigen. Betul betul aman, baru boleh. Kalau bisa tidak ada saja kunjungan orang tua tersebut," harapnya.

Dengan terjadinya klaster sekolah ini, Yanwar berharap masyarakat dapat memahami. Bahwa virus itu ada. "Kita patuh dengan Prokes tiga utama. Ikuti vaksinasi, percayalah vaksin benteng menghentikan Covid, jangan percaya hoaks. Ikutilah informasi dari medsos, tapi dari Sumber terpercaya," pintanya. (107/104)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini