Semen Tiongkok Diduga Lakukan Predatory Pricing, Semen Dalam Negeri Terancam Bangkrut

×

Semen Tiongkok Diduga Lakukan Predatory Pricing, Semen Dalam Negeri Terancam Bangkrut

Bagikan berita
Semen Tiongkok Diduga Lakukan Predatory Pricing, Semen Dalam Negeri Terancam Bangkrut
Semen Tiongkok Diduga Lakukan Predatory Pricing, Semen Dalam Negeri Terancam Bangkrut

JAKARTA  - Kondisi pasar semen domestik mengalami kelebihan pasokan karena gencarnya semen asal Tiongkok yang menjual harga di bawah pasaran di pasar semen Indonesia.Wakil Sekjen Partai Gerindra Andre Rosiade menyampaikan, kondisi tersebut tidak boleh dibiarkan karena akan merugikan produk semen Indonesia.

"Pasar semen lokal dalam kondisi sangat memprihatinkan atau terancam bangkrut. Kenapa itu bisa terjadi karena ada kebijakan predatory pricing, di mana investor semen Tiongkok yakni semen Conch dengan sengaja menjual semen di Indonesia dengan harga merugi," kata Anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024 , Rabu (17/7/2019).Akibat kebijakan sepihak yang dilakukan semen Conch, berdampak langsung terhadap penjualan hingga

produksi semen dalam negeri yang menurun. Andre pun mencontohkan harga semen asal Tiongkok jauh berbeda dengan semen lokal yang bisa dilihat di situs jual beli online."Pabrik semen di Aceh, Semen Padang, Semen Baturaja, Semen Gresik, dan Semen Tonasa terpaksa menurunkan kapasitas produksinya, karena semen mereka tidak laku karena kalah bersaing. Juga karena kebijakan semen Conch yang terindikasi menggunakan predatory pricing itu. Di situs jual beli online harga semen lokal itu berkisar di Rp51 ribu sedangkan semen asal Tiongkok berkisar di hargap Rp34 ribu," ujarnya.

Selain itu, lebih jauh Andre menduga jika ada agenda semen asal Tiongkok ingin mengambil alih pasar semen di Indonesia dengan langkah awal menjual harga semennya di pasaran atau predatory pricing itu. Jika mereka berhasil menghancurkan pasar perusahaan semen dalam negeri, menurutnya tidak menutup kemungkinan jika nantinya perusahaan-perusahaan semen dalam negeri akan diambil alih oleh perusahaan semen asal Tiongkok."Mereka terindikasi ingin menghancutkan semen lokal, setelah hancur mereka akan take over industri semen dalam negeri ini dan ini membahayakan industri semen," kata Andre.

Agar bisa menyelamatkan produksi semen lokal, Andre meminta kepada pemerintah khususnya Presiden Joko Widodo memanggil beberapa menteri terkait dan segera melakukan langkah-langkah solutif. Hal tersebut bertujuan, agar BUMN di sektor semen bisa menjadi salah satu pondasi ekonomi bangsa."Untuk itu saya meminta pemerintah untuk segera melakukan langkah konkret untuk menyelamatkan semen kita. Apalagi asosiasi semen kita sudah berkirim surat kepada Menteri Perindustrian agar juga menghentikan dan moratorium pembangunan perusahaan semen baru dari investor luar apalagi produksi semen kita sudah over supply," bebernya.

"Kita juga meminta kepada Menteri Perdagangan untuk menghentikan segala bentuk impor klinker (bahan utama pembuatan semen). Dan juga presiden memanggil Menteri BUMN karena dianggap tidak ada pembelaan terhadap semen Indonesia yang merupakan notabene merupakan BUMN kepunyaan bangsa kita ," kata Andre. (rel)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini