Sepanjang 2016, Tercatat 195 Gempa Guncang Sumbar

Ă—

Sepanjang 2016, Tercatat 195 Gempa Guncang Sumbar

Bagikan berita
Foto Sepanjang 2016, Tercatat 195 Gempa Guncang Sumbar
Foto Sepanjang 2016, Tercatat 195 Gempa Guncang Sumbar

[caption id="attachment_44381" align="alignnone" width="650"]Ilustrasi (okezone) Ilustrasi (okezone)[/caption]PADANG – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar) merilis gempa sepanjang tahun 2016, baik yang terjadi di darat maupun di laut. Dari catatan tersebut, 195 gempa terjadi di tanah wilayah Sumbar.

Kepala BMKG Padang Panjang, Rahmat Triyono menjelaskan, Sumbar berada di antara pertemuan dua lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia serta patahan (sesar) Semangko.“Di dekat pertemuan lempeng terdapat patahan Mentawai. Ketiganya merupakan daerah seismik aktif. Akibat dari pertemuan tersebut terbentuknya segmen-segmen aktif yang berpotensi menimbulkan gempabumi di daratan Sumatera Barat,” ujarnya, Jumat (30/12/2016).

Tiga zona yang aktif tersebut, yaitu zona subduksi, zona sesar Mentawai, dan zona sesar Sumatera. Ia menambahkan, sepanjang tahun ini, sebanyak 195 gempa terjadi, baik yang bersumber di darat maupun di laut.Ia menyatakan, kalau dilihat gempa yang di laut lebih banyak terjadi di sekitar Kabupaten Kepulauan Mentawai. Gempa ini, lanjut Rahmat, diakibatkan subduksi dan juga aktivitas sesar Mentawai yang cukup aktif.

“Sedangkan gempa-gempa yang di daratan Sumatera disebabkan segmen- segmen patahan (sesar) Semangko yaitu segmen segmen sumpur, segmen Sianok, segmen Sumani dan segmen Suliti,” terangnya.Jika diurai, kata Rahmat, gempa di darat lebih banyak disebabkan aktivitas segmen Sianok. Segmen Sianok berada di sekitar Ngarai Sianok Kota Bukittinggi sampai Tenggara Danau Singkarak melewati sisi Timur danau. “Segmen sumpur yang terletak di daerah Rao, Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman juga cukup aktif dibanding segmen lainya,” katanya.

Ia menjelaskan, sepanjang tahun ini terjadi dua gempa kuat dan satu gempa merusak. Pertama adalah gempa pada 2 Maret 2016 pukul 19.49 WIB yang terjadi di Samudera Hindia dengan kekuatan 8,3 SR. Akibat gempa tersebut, BMKG mengeluarkan status waspada untuk seluruh pantai Sumatera dan level Siaga untuk Kabupaten Kepulauan Mentawai."Kejadian gempa yang disertai peringatan dini tsunami ini telah menyebabkan kepanikan masyarakat dan crowded yang luar biasa khususnya di Kota Padang. Hal ini terjadi karena ketidakpahaman masyarakat maupun pemangku kebencanaan terkait produk peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG," terangnya.

Peringatan dini tsunami pada tingkat level waspada adalah estimasi ancaman tinggi tsunami kurang dari 0,5 meter dan kecil kemungkinan tsunami akan masuk ke daratan, pesan yang disampaikan oleh BMKG pada level waspada ini adalah pemerintah provinsi, kabupaten dan kota.“Sedangkan untuk wilayah kepulauan Mentawai, BMKG mengeluarkan warning siaga, peringatan dini tsunami pada tingkat level siaga adalah estimasi ancaman tinggi tsunami 0,5-3 meter,” kata Rahmat.

Gempa kedua yang merusak terjadi pada 2 Juni 2016 pukul 05.56 WIB dengan magnitudo 6,5 SR. Lokasi gempa berada di 2,29 Lintang Selatan - 100,46 Bujur Timur tepatnya 79 kilometer Barat Daya Pesisir Selatan, di kedalaman 72 kilometer.Gempa tersebut berdampak pada kerusakan di Kabupaten Pesisir Selatan terdapat 14 korban luka dan 11 rumah rusak di Kecamatan Lengayang, Ranah Pesisir, Linggo Sari Baganti, Air Haji Tengah. Di Kota Padang ada dua orang luka berat akibat tertimpa bangunan.

Gempa tersebut juga mengakibatkan kerusakan pada 3 kecamatan yang ada di Kabupaten Mukomuko, antara lain Kecamatan V Koto. Rinciannya, 25 rumah di Desa Talang rusak ringan serta 18 rumah di Desa Talang Petai rusak ringan, 4 rumah rusak sedang, dan 4 rumah rusak berat."Jumlah keseluruhan bangunan rusak baik di Sumbar maupun di Bengkulu ada sebanyak 106 unit. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan ada 14 korban luka-luka yang tersebar di beberapa kecamatan dan di Kota Padang terdapat 2 orang luka berat akibat tertimpa bangunan," terangnya.

Secara statistik, jumlah kejadian gempa dihitung berdasarkan besar magnitudo dan jenis gempa dirasakan atau tidak dirasakan. Jumlah kejadian gempa dengan magnitudo kecil 5.0 SR terjadi sebanyak 186 kejadian, magnitude besar 5,0 SR terjadi sebanyak 9 kejadian."Melihat kejadian gempa tersebut, Sumbar termasuk wilayah yang sangat tinggi tingkat aktivitas kegempaannya. Banyaknya kerusakan akibat gempa tanggal 2 Juni 2016 sehingga perlunya standarisasi bangunan yang tahan dan aman terhadap kejadian gempa," pungkasnya. (aci)

agregasi okezone1

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini