[caption id="attachment_72578" align="alignnone" width="640"]
Kabid Proteksi dan Pencegahan Dinas Pemadam Kebakaran, Fajar Sukma yang didampingi Kabid Komunikasi Statistik dan Persandian Dinas Kominfo Kota Padang, Swesti Fanloni di ruang media center balaikota Aia Pacah, Rabu (10/10). (syawaldi)[/caption]PADANG - Setiap rumah tangga harus memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam mengantisipasi dan mengatasi kebakaran. Sebab, kebakaran kerapkali berawal dari kelalaian dan tak adanya SOP yang dimiliki.
“Kebakaran terjadi seringkali akibat instansi listrik dan kompor yang lupa dimatikan ketika meninggalkan rumah. Sehingga, SOP itu sangat perlu dan setiap warga Kota Padang bisa membuat SOP itu masing-masing sesuai dengan kondisi rumah dan anggota keluarga,” kata Kabid Proteksi dan Pencegahan Dinas Pemadam Kebakaran, Fajar Sukma yang didampingi Kabid Komunikasi Statistik dan Persandian Dinas Kominfo Kota Padang, Swesti Fanloni di ruang media center balaikota Aia Pacah, Rabu (10/10).Bila antisipasi kebakaran tersebut telah diterapkan di setiap rumah tangga, maka intensitas kebakaran bakal menurun tajam di Kota Padang. Sebab, kebakaran tersebut paling banyak terjadi di area perumahan.
Lebih jauh disebutkan Fajar Sukma, sejak Januari hingga September 2018 tercatat sebanyak 271 kebakaran di Padang yang rata-rata disebabkan konsleting listrik (arus pendek-red). Itu terjadi akibat instalasi listrik di rumah warga banyak yang berusia diatas 20 tahun, sehingga sangat rawan terjadinya konsleting. (syawaldi)Editor : Eriandi
