Silek Bagoluk Lunau Angkat Tradisi Silek Tuo

×

Silek Bagoluk Lunau Angkat Tradisi Silek Tuo

Bagikan berita
Foto Silek Bagoluk Lunau Angkat Tradisi Silek Tuo
Foto Silek Bagoluk Lunau Angkat Tradisi Silek Tuo

[caption id="attachment_61231" align="alignnone" width="650"] Silek Bagoluk Lunau mengangkat tradisi Silek Tuo yang dimainkan di sawah dalam rangka memeriahkan pasca panen, dalam iven Payakumbuh Botuang Festival, Kapalo Koto Ampangan, Nagori Aua Kuniang, Payakumbuh Selatan, Sabtu (2/12). (bule)[/caption]PAYAKUMBUAH - Kapalo Koto Ampangan, Nagori Aua Kuniang, Kecamatan Payakumbuh Selatan, Sabtu (2/12) siang itu, terlihat lain dari biasanya. Dulang-dulang berisi penuh, banyak dijujuang amai-amai. Biasanya, kalau ada dulang pasti ada alek gadang. Itu sudah suatu pertanda di nagari-nagari di ranah Minang ini.

Dulang yang berisi makanan, buah serta makanan khas daerah, tidak hanya dijujuang oleh amai-amai. Tapi banyak wajah asing yang ikut maarak dulang ini. Rupanya siang itu, ada alek budaya yang kemas dalam Payakumbuh Botuang Festival 2017 di Kapalo Koto Ampangan, Nagori Aua Kuniang. Alek ini juga dihadiri sekitar 100 peninjau dari 16 negara. Makanya banyak wajah bule dan mata sipit ikut dalam iring-iringan dulang itu.Tapi yang ditunggu-tunggu masyarakat bukan arak dulang itu saja. Masyarakat dan pengunjung yang datang, tidak hanya dari Payakumbuh tapi juga dari berbagai daerah di Sumatera Barat dan beberapa provinsi di Indonesia, menunggu pacu itiak dan silek bagoluik lunau. Pacu itik adalah permainan anak nagari Luak Limopuluah yang sudah mendarah daging di masyarakat sejak tahun 1800 an. Permainan ini hanya ada di Luak nan Bungsu. Tidak ada daerah lain yang bisa memainkan pacu itik ini.

Sedangkan silat Minangkabau atau lebih dikenal dengan Silek Minang adalah salah satu kebudayaan khas yang diwariskan oleh nenek moyang, sejak mendiami bumi Minangkabau pada zaman dahulu. Lelaki Minang yang pandai silek, akan memiliki iman dan taqwa yang tangguh.

Karena selalu diajarkan nilai-nilai agama dan adat istiadat oleh gurunya di surau, saat mereka belajar silek. Lelaki Minang adalah pesilat yang berbudi luhur, sosok yang mencintai sesamanya dan selalu memelihara kampung dari segala macam penyakit maksiat. Bahkan sudah tradisi dari dulu, ketika anak bujang akan pergi merantau mereka akan diisi dengan silek ini.Dalam bersilat atau basilek, mereka tidak hanya dilatih di daratan saja. Tapi juga dilatih di dalam sawah yang berlunau. Hal ini dilakukan untuk menguatkan kuda-kuda basilek tadi. Dan budaya inilah yang yang dipertontonkan kepada masyarakat. Karena basilek ini sudah mulai hilang dari kebiasaaan masyarakat zaman sekarang.

Salah seorang koreografer muda Payakumbuh Andi Mardelim, yang terlibat dalam pertunjukkan ini, mengatakan, Silek Bagoluk Lunau akan dibawakan oleh komunitas Bengkel Seni Minanga Center. Silek Bagoluk Lunau ini dimainkan oleh empat anak nagori Payakumbuh yaitu Aji Perdana, M. Farid Yonaf, Shobry Dayulisman, dan Dio Reza Fahlevy. "Silek Bagoluk Lunau ini merupakan kearifan lokal, mengangkat tradisi Silek Tuo yang dimainkan di sawah dalam rangka memeriahkan pasca panen," ujar Andi.

Dalam basilek, lunau itu jinak saja bagi mereka. Empat pendekar muda itu, seolah sedang tampil di zaman lampau tatkala silek mulai bersemi di suku bangsa Minangkabau. Penonton nyaris tak berkedip. Mereka terkesima melihat empat anak muda bersilat dalam lunau. Sesuatu yang jarang ada selama ini. Tepuk tangan dan decak kagum keluar dari mulut mereka. Tatkala empat anak jolong gadang itu, memperlihatkan gerakan yang tidak tidak masuk akal.Salah seorang peninjau dari Ceko Rado Mececek, yang dijumpai di lokasi, mengatakan, dirinya sangat menikmati atraksi dan pertunjukan silat yang disuguhkan ini. Karena silat budaya yang di suguhkan berbeda dari silat yang biasa dilihatnya. "Saya sangat menimati atraksi dan pertunjukannya. Bahkan saya sangat terkagum-kagum dengan gerakan yang dibawakan sangat bernilai tinggi. Kalau tetap memelihara yang seperti ini, tahun depan saya akan datang lagi ke Indonesia," katanya.

Bahan baku silat ialah gerak. Arti gerak dalam silat merupakan kombinasi pengertian dari segala macam ilmu pengetahuan manusia, baik sasaran lahiriah maupun batiniah. Kepandaian Silat menggunakan tenaga batin, sampai sekarang masih disimpan oleh kalangan pesilat, terutama pesilat-pesilat tua. Ilmu tersebut disebut sebagai istilah panaruahan atau simpanan.

Karena ilmu silat sebagai ilmu beladiri dan seni maka bila dipelajari harus menurut tata cara adat yang berlaku di medan persilatan. "Tata cara adat yang berlaku itu disebutkan dalam pepatah Minang sebagai syarat-syarat yang dipaturun-panaikan manuruik alue jo patuik yang diberikan kepada sang guru," ujar Kotik Jala, seorang tuo silek di Situjuah, beberapa waktu lalu ketika ditanya terkait silek Minang ini.Menurutnya, bila dikaji dengan seksama, didalam isi tambo alam Minangkabau yang penuh berisikan kiasan berupa pepatah, petitih, silek Minang telah dimiliki dan dikembangkan hingga sekarang. "Silek Minangkabau, sebuah kekayaan budaya. Pamornya saat ini lebih dikenal di luar daripada di Minangkabau sendiri. Cerita silek Minang yang memiliki gerakan indah, pertahanan yang kokoh serta kekuatan yang tiada banding komplit dan penuh filosofi hidup. Namun saat ini, keberadaannya semakin terkikis zaman disebabkan kurangnya keinginan generasi muda untuk belajar tradisinya sendiri," sambung Kotik Jala.

Namun, saat ini keberadaan silek tradisi di beberapa daerah sudah mulai kembali bangkit. Hal tersebut didukung banyaknya tuo-tuo silek untuk kembali membuka sarana perguruan silek di daerahnya masing-masing. "Silek bukanlah kepandaian yang diperoleh dari lahir. Dia tidak datang dengan sendirinya, tapi harus dipelajari. Karena itu, kalau tradisi ini tidak diajarkan, maka bukan sesuatu yang mustahil beladiri tradisi ini akan hilang dengan sendirinya karena tidak ada pewaris," tambahnya.

Itulah alasan yang mungkin diambil oleh penggagas dan pelaksana PBF 2017 untuk menghadirkan silek bagoluik lunau, yang merupakan salah satu akar atau dasar dari silek itu sendiri. Yang jelas, pertunjukan yang disuguhkan kemarin, sangat tersimpan di memori pengujung dan pemantau yang hadir. Mereka berharap, agar silek budaya ini bisa dipertahankan pada pelaksanaan mendatang, sebagai salah satu unggulan yang mesti dipertahankan.(bule)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini