Singgalang Kini 52 Tahun

×

Singgalang Kini 52 Tahun

Bagikan berita
Foto Singgalang Kini 52 Tahun
Foto Singgalang Kini 52 Tahun

MEMASUKI tahun 2020 kaki dilangkahkan dengan optimisme, sebab rencana sudah disusun sejak setahun sebelumnya. Suasana negeri yang sedang gelisah, Insya Allah, bisa dilalui. Tiba-tiba pada Maret terjadi turbulensi. Wabah Covid 19 itu menyapu dunia dalam sekejap. Tak satupun negara siap menghadapinya.Takdir dialihkan Tuhan ke takdir yang lain. Jumlah korban wabah baik yang dirawat, kemudian sehat dan meninggal adalah catatan paling pahit sejak Perang Dunia II. Rakyat nyaris kehilangan kepercayaan pada pemerintah, sedang pemerintah ragu akan masa depan. Di sisi lain wabah terus mengganas, seolah kita masuk lorong gelap, entah kapan sampai ke ujung, untuk sejemput cahaya. Di tengah suasana semacam itulah kita hidup sekarang. 

 Rakyat kekurangan uang, perusahaan-perusahaan menahan dananya sebagai cadangan. Terjadi pemangkasan di sana-sini. Juga PHK.Pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat minus 5,5 persen, di tengah pandemi. Baru kembali membaik ke posisi positif 4,5 persen di kuartal III. Ini kalau dalam suasana normal, namanya ambruk, tapi karena ini zaman wabah, maka kita boleh optimis.

SINGGALANG pada 2020 tahun yang perih ini, berusia 52 tahun. Terbit perdana 18 Desember 1968 ketika Sumatera Barat sedang tersungkur, harga diri masuk selokan. SINGGALANG menjadi salah satu pilar untuk membangkit kembali harga diri itu.Bisnis media cetak sebelum Covid 19 sebenarnya sudah payah juga. Ini disebabkan serbuan masif internet yang memudahkan munculnya media online dan jurnalisme warga. Televisi, mengalami nasib serupa karena hal yang sama dan hadirnya youtube.

Lalu datang pandemi, maka ketika itulah diuji daya tahan media cetak. Iklan sudah berkurang jauh, tapi ternyata pembaca masih setia. Mereka tak berhenti berlangganan. Pemerintah juga tak berhenti.Lalu apa maknanya? Terbukti bukan oplah yang lebih penting, tapi akurasi. Jantung bisnis pers adalah kepercayaan. Itulah yang melahirkan pengaruh.

Pada akhirnya adalah pengaruh. SINGGALANG media cetak yang sudah 52 tahun hadir, adalah media yang dipercaya dan berpengaruh. Itulah modal kami, yang diberikan oleh pembaca setia Harian SINGGALANG di Ranah Minang.Seiring dengan itu, kami juga membina media online sebagai pendamping guna memenuhi selera konsumen. Cepat dan juga akurat. Ada radio  Sushi FM yang hadir menemani.

Itulah kami pada 2020, tahun yang takkan pernah terlupakan. Tahun kala kita takut keluar rumah, ketika kabar kematian datang tiap hari, ketika urusan medis bercampur aduk dengan politik.Inilah tahun orang berebut merangkul kebenaran, berebut mengibarkan panji-panji saat rakyat kecil tak pernah takut kehilangan nafkah, tapi amat takut, kehilangan negeri yang mereka cintai.

Rakyat yang sama, menaruh hormat pada  pemimpin sekaligus bermohon, beri mereka kenyamanan hidup.SINGGALANG membaca semua sisi, karena media massa bukan tukang monopoli kebenaran. Juga bukan tukang sorak. Surat kabar ini adalah rumah yang lapang bagi pemikiran-pemikiran bersama.

Waktu terus berjalan, 2020 makin ke ujung, ditutup dengan pilkada serentak. Gubernur, bupati dan walikota. Hasil resmi belum keluar, namun siapapun pemenangnya, maka dialah yang terbaik. Selamat dari kami. Selamat bekerja. SINGGALANG akan mengawal dan mengeritik serta memberikan masukan.Tak ada gunanya keluh kesah, 2020 adalah takdir baru, memerlukan tindakan cepat tanggap. Kita terus bertahan, Tuhan membukakan jalan bagi yang berusaha.

Untuk 2021 kita optimis, keadaan akan membaik, walau perlahan. Dengan sikap positif semacam itulah kami mengucapkan terima kasih kepada: pelanggan setia perorangan, swasta, TNI Polri, BUMD, BUMN, perbankan, pembaca setia, pemasang iklan dan advertorial, pada rakyat Sumatera Barat, pada para pemimpin. Salam hangat dan takzim untuk seluruh anggota keluarga besar SINGGALANG grup.52 Tahun SINGGALANG, sebuah capaian nan gemilang. (*)

 

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini