Sistem Irigasi dan Pemantau Lahan Melalui Telegram yang Dibuat Mahasiswa Unand, Ini Cara Kerjanya

Ă—

Sistem Irigasi dan Pemantau Lahan Melalui Telegram yang Dibuat Mahasiswa Unand, Ini Cara Kerjanya

Bagikan berita
Foto Sistem Irigasi dan Pemantau Lahan Melalui Telegram yang Dibuat Mahasiswa Unand, Ini Cara Kerjanya
Foto Sistem Irigasi dan Pemantau Lahan Melalui Telegram yang Dibuat Mahasiswa Unand, Ini Cara Kerjanya

PADANG – Kreativitas tak bisa dilepaskan dari kalangan mahasiswa. Berbagai inovasi lahir dari kalangan intelektual ini. Seperti yang dilakukan sejumlah mahasiswa Universitas Andalas (Unand) Padang yang menciptakan sistem irigasi dan pemantau lahan secara otomatis dengan notifikasi via Aplikasi Telegram.Sistem yang dibuat mahasiswa yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa

Bidang Karsa Cipta (PKM KC) ini dilengkapi sensor water level (sensor ketinggian air) dan kamera pemantau.  “Ketika sensor mendeteksi kondisi sawah mengalami kekeringan maka sistem akan membuka pintu irigasi dan mengirim notifikasi (informasi) keadaan sawah secara otomatis,” ujar  Wildatul Husna, Ketua Tim PKM KC Unand.Informasi ini lanjutnya, berupa ketinggian air sawah, keadaan sawah seperti kering, normal atau tergenang, serta informasi dalam bentuk potret gambar lahan sawah. Jika sensor mendeteksi kondisi sawah tergenang, maka sistem akan menutup pintu irigasi secara otomatis sehingga air tidak mengalir ke sawah. Kemudian notifikasi keadaan sawah juga akan terkirim secara otomatis.

Selain itu, petani juga dapat mengontrol sistem ini dari telegram. Contohnya jika petani ingin mengetahui keadaan sawah namun sistem belum mengirimkan notifikasi, maka petani bisa melakukan pengecekan sendiri dengan mengirimkan perintah dari telegram untuk melakukan pengecekan kondisi sawah.Fitur-fitur pengontrolan yang tersedia di telegram terdiri dari pengecekan kondisi air sawah, pengecekan pintu irigasi, membuka dan menutup pintu irigasi, dan pemantauan lahan sawah

Hal ini tentu akan memberi beberapa keuntungan kepada petani, diantaranya memudahkan petani dalam mengontrol dan memantau lahan sawah tanpa perlu datang ke sawah secara terus – menerus dan petani juga dapat mengontrol serta memantau lahan sawah kapanpun dan dimanapun mereka berada. Selain itu, hasil panen akan jauh lebih baik daripada sebelumnya.Menurut Wildatul, pertanian merupakan sumber mata pencaharian utama penduduk Indonesia terutama yang tinggal di daerah pedesaan. Pada umumnya lahan–lahan yang luas dimanfaatkan oleh penduduk untuk dijadikan persawahan. Setiap lahan persawahan memiliki pola pengaturan air yang berbeda – beda. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi bisa terganggu karena pola pengaturan air yang tidak tepat. Dalam penyediaan kebutuhan air untuk tanaman dapat dilakukan dengan sistem irigasi.

Pada umumnya, petani sering mengunjungi area persawahan untuk mengontrol kondisi air dan melihat kerusakan – kerusakan yang terjadi pada tanaman padi. Dalam mengontrol air sawah, petani masih melakukannya secara manual dengan datang ke sawah serta mengunjungi irigasi.Namun beberapa petani terkadang jarang memiliki waktu luang untuk mengunjungi sawah, contohnya seperti petani yang memanfaatkan lahan sawah sebagai pekerjaan sampingan ataupun petani yang rumahnya jauh terhadap lahan sawah. Petani tersebut sering kali lalai dan terlambat mengetaahui kondisi sawah mereka. Hal tersebut menyebabkan lahan sawah tidak terkontrol dengan baik sehingga sawah sering mengalami kekeringan atau kebanjiran. Kondisi tersebut akan mempengaruhi hasil panen padi.

Tim PKM – KC terdiri dari Wildian sebagai dosen pendamping, Wildatul Husna (ketua) dan Mohd Alif Apranata dan Rahma Nori sebagai anggota.Kedepannya tim ini akan mensosialisasikan sistem tersebut kepada masyarakat terkhusus kepada petani, sehingga sistem ini dapat digunakan oleh petani dalam memudahkan mereka untuk mengontrol dan memantau kondisi air serta lahan sawah. (mat)

 

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini