MUARO SIJUNJUNG – Tak disangka dan tak diduga, ternyata satu dari enam kawanan rampok di Sijunjung Sawurhum gelar Datuk Besar (34) warga Jorong Koto Tanjung, Nagari Tanjung Lalo, Kecamatan Tanjung Gadang, adalah seorang panghulu.
Sejumlah ninik mamak di Sijunjung, terutama ninik mamak dan pemangku adat yang ada di Nagari Tanjung Lolo, Kecamatan Tanjung Gadang, mengutuk keras tindakan yang dilakukan oleh seorang tokoh yang harusnya jadi panutan.
Seperti yang disebutkan salah seorang tokoh masyarakat dari Tanjung Lolo, Suku Caniago, Darlis Datuak Nan Tunggang didampingi M. Datuak Malanodan Ketua KAN setempat Misdarman Datuak Lipati, Selasa (24/5) menyesalkan dan kaget saat mendengar kabar terlibatnya salah seorang penghulu di nagarinya dalam aksi rampok Senin (23/5) di Sungai Betung.
“Kami mengutuk dan ini jelas mencoreng nama dan harga diri para ninik mamak yang ada di nagari,” ujar D. Datuak Nan Tunggang dengan nada kesal.
Menurut mereka, sepertinya S. Datuak Besar, ini tidak mungkin berbuat seperti itu, soalnya dilihat dari kehidupan sehari hari, kondisi ekonominya mapan dan boleh dikatakan lebih dari cukup.
Hal itu juga dikuatkan dari keterangan tersangka JK, warga Jorong Bukik Sabalah, Nagari Tanjung Lolo, Kecamatan Tanjung Gadang, yang sedang menjalani pemeriksaan di Mapolres setempat.
Kapolres Sijunjung AKBP Dodi Pribadi mengatakan kawanan rampok bergerak dari Payakumbuh, Senin (23/5) sekitar pukul 02.00 WIB.
Kawanan berhasil merampas, 209 gram emas, uang tunai. Di dalam tas itu juga ada beberapa buah buku rekening, dompet dan peralatan untuk membuat perhiasan. (syaiful husen)