[caption id="attachment_31593" align="alignnone" width="600"]
Hendri Yazid (dua kanan) usai terpilih menjadi ketua Wushu Kota Padang (rahmat zikri)[/caption]PADANG - Delapan Sasana Wushu di Kota Padang mempertanyakan pelaksanaan Musyawarah Kota Luar Biasa (Musorkotlub) yang digelar di sebuah rumah makan di Padang, Rabu (18/5) lalu. Saat itu Hendri Yazid terpilih secara aklamasi sebagai ketua.
Bahkan dengan tegas delapan sasana itu menganggap pemilihan Hendri Yazid saat itu dianggap tidak sah, karena tidak sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) WI.Kedelapan sasana itu pun sudah membuat surat secara resmi dan ditandatangani kedelapan pengurus sasana tersebut, yakni Sasana Wushu HTT Pusat Padang, Andalas Wushu Sport, Wushu G Sport Padang, Wushu Padang FIK UNP, Wushu Sanda Martial ART Tabing, Sasana Minang Wushu Sport dan sasana Black Dragon.
"Surat pernyataan kami ini sudah kami kirim ke KONI Padang dan PB WI di Jakarta," kata Hendri Antoni, Ketua Sasana Wushu HTT Pusat Padang.Ketua Sasana Wushu Padang FIK UNP, Seprinaldi mengaku tidak mendapat undangan terkait pelaksanaan Musorkotlub itu. "Saya selaku ketua sasana tidak ada mendapat undangan, begitu pula delapan sasana lainnya," ujarnya.Senada dengan itu Ketua Pemkot WI Padang, AKP Ery, yang dihubungi terpisah Sabtu lalu mengaku, saat ini dirinya masih menjabat sebagai Ketua Umum WI Padang, lengkap dengan SK-nya."Saya tidak mengerti dengan rapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang mengatasnamakan sebagai WI Padang. Kemudian soal pembekuan yang dilakukan oleh Pengprov WI Sumbar, saya juga tidak tahu alasannya. Karena selama di bawah kepengurusannya kami, WI Padang tidak melakukan kesalahan, tidak macam-macam," jelas Eri.(aci)
Editor : Eriandi, S.Sos
