[caption id="attachment_9916" align="alignnone" width="650"]
Ilustrasi (net)[/caption]PARIAMAN - Kondisi cuaca buruk selama satu pekan terakhir menyebabkan para nelayan di Kota Pariaman, tidak melaut untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Sudah satu minggu terakhir ini kita tidak melaut akibat hujan deras disertai badai. Jika dipaksakan akan berisiko bagi nelayan sendiri," kata seorang nelayan Pariaman, Asrul Can (51), Rabu (10/2).Untuk mengisi waktu selama tidak melaut sebagian nelayan setempat menyibukkan diri dengan memperbaiki perahu dan jaring tangkap yang rusak.
Sebagian lagi terpaksa beralih profesi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari seperti menjadi buruh bangunan dan tukang angkat asalkan bisa mendapatkan uang."Saya sendiri bersama anggota keluarga bekerja mengangkut air laut untuk dijual ke pengusaha ikan untuk dijadikan pencuci ikan yang disimpan dalam kotak es," kata dia.
Untuk satu ember air laut dijual dengan harga Rp1.000 kepada pengusaha ikan yang telah memesan kepadanya."Air laut ini memang dibeli oleh pengusaha ikan, karena jika ikan dicuci dengan air tawar kulitnya bisa rusak sehingga harus dicuci dengan air laut," jelasnya.
Jika cuaca mendukung, nelayan setempat bisa memperoleh 100 kilogram ikan selama satu hari melaut.Untuk satu kapal para nelayan mengeluarkan biaya operasional sebesar Rp400 ribu setiap kali menangkap ikan.Nelayan lainnya Dodi Andika (24) mengatakan hari ini akan mencoba turun melaut untuk menangkap ikan setelah satu minggu tidak berlayar ke laut bebas."Sebenarnya kami belum berani secara penuh untuk menangkap ikan ke laut karena cuaca masih kurang mendukung, namun karena desakan ekonomi terpaksa harus dilakukan," jelasnya.(aci)
sumber:antara
Editor : Eriandi, S.Sos
