PADANG – Umur Hadril Basudin sudah 70 tahun. Ia tentu menyadari masuk kategori lansia, dan juga punya penyakit bawaan (kormobid) yakni penyakit jantung. Bahkan jantungnya sudah dipasang cincin 3. Namun Hadril tidak gentar divaksin untuk bisa lebih kebal terhadap virus corona. Justru dirinya menunggu-nunggu dan berharap lansia seperti dirinya menjadi penerima vaksin. Hadril sangat tahu bahwa jauh lebih baik divaksin daripada tidak divaksin. Di saat para lansia lain takut divaksin, Hadril justru menunggu dan berharap divaksin.
“Sewaktu pemerintah masih mengatakan lansia masuk dalam kategori orang-orang yang tak divaksin sebenarnya saya agak kecewa. Saya maunya divaksin biar lebih aman beraktivitas,” ujar Hadril, saat menjadi narasumber di acara Focus Group Discussion (FGD) bertemakan ‘Lansia Pada Vaksinasi Termin II” yang dilaksanakan Harian Singgalang bekerjasama dengan Satgas Covid 19-BNPB, Jumat (26/2).
Hadril memang masih rutin beraktivitas. Dirinya adalah dokter. Sebagai dokter, lanjut Hadril, dirinya masih memberikan pelayanan pada masyarakat. Lansia yang bekerja sebagai tenaga kesehatan (nakes) kata dia, tetap mengabdi di tempat praktik atau di rumah sakit swasta. Alhasil lansia nakes pun masih berinteraksi dengan pasien, dengan begitu resiko tertular atau menularkan virus corona relatif berpeluang besar.
Maka saat pemerintah pusat mengumumkan lansia boleh divaksin, Hadril pun divaksin. Bahkan dia menyetir sendiri mobilnya ke RSUP M. Djamil untuk divaksin. Awalnya dirinya sempat sedikit meragu karena penyakit jantung bawaannya. Namun menantunya yang juga berprofesi sebagai dokter mengingatkan bahwa kondisi jantungnya sudah baik-baik saja. Bahkan dirinya pun masih bugar dalam berolahraga. Daya tahan tubuh dan kondisi fisiknya masih kuat.
“Saya lalu sangat yakin divaksin. Dan setelah divaksin saya sama sekali tidak merasakan efek samping apa-apa. Jangankan efek samping yang serius, efek samping ringan pun tidak ada sama sekali,” ujarnya bercerita.
Di saat Hadril mendapatkan cerita orang-orang yang lebih muda darinya mendapatkan efek samping ringan setalah vaksinasi, Hadril sama sekali tidak mengalami hal yang serupa. Dia tidak merasa gatal-gatal, tidak mengantuk, tidak pusing ataupun apapun. Sama sekali tidak ada efek apa-apa.
“Mungkin karena saya selalu terbiasa untuk berpikir positif. Saya sama sekali tidak memikirkan efek samping saat akan divaksin, jadi mungkin karena itu sama sekali tidak ada efek samping,” ujarnya sambil tertawa kecil.
Bagi Hadril pikiran manusia juga berpengaruh pada kondisi tubuh. Makanya dirinya selalu menjaga pikiran. Selain juga aktif berolahraga. Hadril disipilin olahraga jalan kaki dua kali dalam seminggu. Dirinay dan istri pun masih bisa aktif berenang tanpa merasa kesusahan bernapas.
Menurut Hadril dirinya bukan satu-satunya nakes lansia yang yakin untuk divaksin. Banyak nakes lansia lainnya yang sangat sadar pentingnya divaksin. Justru saat hari dirinya divaksin pada RSUP M. Djamil, Hadril bertemu banyak nakes seusia dirinya yang juga divaksin. “Jadi hari itu sudah seperti reuni saja,” ujarnya.