Teknik Kimia UBH Kelola Batu Gamping untuk Peningkatan Ekonomi

×

Teknik Kimia UBH Kelola Batu Gamping untuk Peningkatan Ekonomi

Bagikan berita
Foto Teknik Kimia UBH Kelola Batu Gamping untuk Peningkatan Ekonomi
Foto Teknik Kimia UBH Kelola Batu Gamping untuk Peningkatan Ekonomi

Oleh Adinda Ratu PermataProf. Dr. Eng. Reni Desmiarti, Dr. Firdaus, (UBH), Inzuddin (ESDM), dan Pelaku Usaha Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta lulus dalam program Bantuan Pendanaan Program Penelitian Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Hasil Penelitian dan Purwarupa PTS 2021 untuk program pembelajaran berbasis projek atau studi kasus peningkatan potensi batugamping di Sumatera Barat yang digagas oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Terkait dengan penelitian ini, UBH melakukan kerjasama dengan PT Semen Padang, Universitas Andalas, Balitbang, dan Dinas ESDM Sumbar.

Penelitian berbasis projek ini sedianya telah dilakukan sejak Maret 2021. Melibatkan 5 dosen, 1 asisten dosen, serta 7 mahasiswa. Penelitian ini diketuai Reni Desmiarti yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknologi Industri UBH dan Firdaus yang menjabat sebagai Ketua Jurusan Teknik Kimia Universitas Bung Hatta, Ellyta Sari, Amelia Amir, Ph.D., Erda Rahmilaila Desfitri, Ph.D., Nofri Naldi., Rina Oktaviana, Vitria Ramadhani, Inva Salsabil, Adinda Ratu Permata, Selviya Widiya Nengsih, Alfin Syauqi Kharisma, dan Dinda Syahroza sebagai anggota penelitian.Penelitian pendahuluan telah dilakukan guna mengidentifikasi kualitas batugamping di Sijunjung, Agam, Dhamasraya, 50 Kota, Tanah Datar, dan Padang Panjang. Fokus pada penelitian lanjutan ini adalah pengolahan batugamping menjadi kapur tohor dan produk turunannya dengan tahapan penelitian (1) melakukan survei dan pengambilan sampel di 50 Kota, Tanah Datar, dan Peissir Selatan bersama dengan Dinas ESDM Sumatra Barat, dan (2) mengoptimasikan proses kalsinasi untuk mempelajari efek temperatur, bahan bakar, sumber batugamping, dan waktu kalsinasi.

Batugamping di Sumbar tersebar di 16 Kabupaten/Kota yang bila ditotal dapat mencapai 260,845 Ha. Kualitas batugamping dipengaruhi kondisi teknonik yang terjadi jutaan tahun lalu. Komponen utama penyusun batugamping adalah kalsium karbonat (CaCO₃). Gugusan batugamping dinamakan benteng alam batugamping (karst) yang sebagian sudah ditetapkan menjadi kawasan Geopark Nasional seperti Geopark Nasional Silokek di Kabupaten Sijunjung, Geopark Nasional Sawahlunto di Sawahlunto, dan Geopark Nasional Ngarai Sianok di Kota Bukittinggi. Sebagian benteng alam karst ini sudah ditetapkan sebagai Cagar Alam, contohnya adalah Cagar Alam Pangian yang terletak di Kabupaten Sijunjung.Kota dan kabupaten yang berpotensi adanya karst di Sumatra Barat antara lain adalah Padang, Kabupaten Solok, Solok Selatan, Sawahlunto, Sijunjung, Dhamasraya, Agam, Pesisir Selatan, Tanah Datar, Padang Panjang, 50 Kota, Pasaman Timur, Bukittinggi, Pasaman Barat, Mentawai, dan Payakumbuh (Desmiarti dkk, 2021).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui batugamping yang diperoleh dari Sijunjung, Agam, Dhamasraya, 50 Kota, Tanah Datar, dan Padang Panjang memiliki kandungan kalsium oksida (CaO) sebesar 53,30 – 55,92 %, yang mana nilai ini hampir mendekati nilai CaO maksimal dalam batugamping sebesar 56%.Kemurnian batugamping sendiri tergantung pada komponen yang terkandung didalamnya, seperti besi, kalium, iodin, dan logam berat yang dapat mempengaruhi kualitas produk kalsium karbonat (CaCO₃) yang dihasilkan (Widia dkk, 2021). Batugamping terdiri dari CaCO₃, namun juga ditemukan batugamping magnesium. Apabila kandungan magnesium sangat tinggi, maka hal ini akan mengubah batugamping menjadi batugamping dolomit dengan komposisi kimia MgCO₃ dan CaCO₃.

Batugamping yang telah diolah dapat digunakan sebagai bahan baku utama atau penyerta pada berbagai macam industri, antara lain untuk pembuatam kapur tohor dan kapur padam, semen, karbid, peleburan dan pemurnian baja, bahan penggosok, bahan kermaik, kaca, bata silika, kertas, karet, pembuatan soda abu, penjernih air, proses pengendapan bijih logam bukan besi, pembuatan gula, dan untuk pertanian (USGS 2020 Minerals Yearbooks).Batugamping (CaCO₃) yang telah melewati proses pembakaran atau kalsinasi disebut sebagai kapur tohor yang mana dapat dimanfaatkan pada bidang pertanian, industri pengolahan kelapa sawit, bahan baku industri PCC (Precipitated Calcium Carbonate), pengolahan air minum, farmasi, pasta gigi, dam makanan.

Proses pembakaran atau kalsinasi batugamping dilakukan menggunakan tungku pembakaran batugamping. Pada penelitian ini, tungku pembakaran dirancang langsung oleh mahasiswa Jurusan Teknik Kimia. Selanjutnya, hasil dari pembakaran batugamping ini berupa kapur tohor (CaO) yang nantinya digunakan sebagai bahan baku produksi PCC (Precipitated Calcium Carbonate). Proses produksi PCC dilakukan menggunakan alat dengan skala pilot plant 2 kg/jam. Peralatan pilot plant ini merupakan kerjasama antara PT. Pertamina dan Universitas Andalas. Selain menjadi bahan baku untuk produksi PCC, kapur tohor dapat juga digunakan untuk pengolahan air limbah, yang mana kapur tohor memiliki fungsi untuk menaikkan pH limbah yang awalnya asam menjadi netral. Seluruh kegiatan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Jurusan Teknik Kimia Universitas Bung Hatta.Teknik Kimia merupakan cabang ilmu teknik yang mempelajari pemrosesan bahan mentah menjadi barang yang lebih berguna yang dapat berupa barang jadi ataupun barang setengah jadi. “Kedepannya peranan lulusan Teknik Kimia di masyarakat akan lebih ditingkatkan guna mendorong pengolahan sumber daya alam menjadi produk yang bernilai ekonomi di Sumatra Barat”, ujar Prof. Reni Desmiarti. Kegiatan penelitian berbasi projek ini selaras dengan Visi Jurusan Teknik Kimia Universitas Bung Hatta, yaitu “Menjadi Lembaga Pendidikan Teknik Kimia Tingkat Sarjana yang Berkualitas di Tingkat Nasional dan Berkontribusi pada Industri Khususnya Kawasan Sumatra dan Berkonsentrasi di Bidang Teknologi Pengolahan Sumbar Daya Alam”. (***)

 

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini