Terbang ke Batam, Melihat Tri Arga dari Angkasa

×

Terbang ke Batam, Melihat Tri Arga dari Angkasa

Bagikan berita
Foto Terbang ke Batam, Melihat Tri Arga dari Angkasa
Foto Terbang ke Batam, Melihat Tri Arga dari Angkasa

Khairul JasmiPagi sempurna. Sinar matahari menyapa muka bumi Minangkabau, saat yang sama saya sudah berada di atas pesawat. Ini bukan soal terbang tapi tentang gunung kita, Tandikat, Singgalang dan Marapi.

Langit Senin (1/3/2020) cemerlang. Citilink menusuk awang-awang dengan perkasa. Di bawah awan gemawan masih tidur. Putih.Mata saya tertuju pada tiga dari sekian dubalang Minangkabau. Tandikat nan aktif dan baik laku, setia di sisi Singgalang yang flamboyan. Di sebelahnya ada pendekar Marapi. Saya tak melihat Sago gunungnya si Bungsu-nya Makmur Hendrik. Sago mungkin bak orang tua yang setia menjaga anak-anaknya.

Tiga gunung itu saya lihat jernih, sempurna. Sehebat apapun kamera HP seseorang sulit mengabadikan secara sempurna gunung-gunung tersebut dari jendela pesawat.Saya hendak ke Batam, pulau yang dirancang untuk masa depan yang sedang bangkit dari lobang pandemi Covid-19 itu. Batam yang saya lihat pembangunannya dari awal sampai hari terakhir, belum kuasa menjawab keinginannya sendiri.

Dan gunung itu, yang hadir dari entah kapan menyaksikan Minangkabau bersengketa dengan dirinya sendiri. Juga mencatat daerah ini berjalan atau berlari maju ke masa depan dalam abad-abad lampau dan kini.Tentu saja kita lebih banyak lupa dan tak peduli dengan gunung, awal dari kesuburan, awal dari air yang diminum. Banyak ketakutan datang dari sana, dehemnya saja, bisa membuat kita kecut. Tak tahu kapan Singgalang terakhir mendehem yang kemudian tidur panjang, seperti juga Sago.

Tiga sekawan ini atau yang dikenal dengan Triarga adalah puncak-puncak bagi puluhan gunung lainnya di Sumatera Barat. Tri Arga adalah sebutan elok di zamannya dan kini berangsur- angsur hilang sejak bersajak ini.Di Sumatera Barat terdapat 29 gunung. Tertinggi tentu Talamau 2.913 mpdl  di Pasaman disusul Marapi 2.891 mdpl. Tentu dengan mengabaikan Kerinci gunung tertinggi di Sumatera yang satu kakinya ada di Solok Selatan. Kerinci 3.805 mdpl. Meski dari 29 gunung itu sebenarnya ada yang  bukit, tapi sudah masuk daftar, bagaimana lagi, hehe.

Gunung-gunung kita adalah rumah bagi banyak foklore, pangkal kisah-kisah baik dan misteri. Tempat tinggal binatang liar juga bunga-bunga cantik.Saya adalah warga yang lahir di kaki Marapi, senantiasa melihat semasa kecil dan remaja, gunung yang jernih. Gelap. Marah dan memberi hadiah pada yang berdomisili di kakinya.

Air yang mengalir tak henti-hentinya tak terkisahkan oleh pujangga terbaik sekalipun. Tuhan memberi manusia air dan manusia membiarkan air itu tercemar. Mencemarinya.Marapi, gunung saya suatu hari marah, disebut galodo. Kami yang kanak-kanak waktu itu gemetar melihatnya.

Gunung itulah yang saya lihat dari jendela pesawat tak berubah, padahal saya sudah tambah usia atau tambah tua.Pesawat yang membawa saya terbang lembut dalam cuaca yang baik. Alhamdulillah. Jika berguncang saya takut-takut. Sebentar lagi akan mendarat di Batam, kota itu adalah juga kisah saya sebab adik-adik saya berdomisili di sana. Masa kanak-kanak seseorang dengan saudaranya akan jadi berbeda setelah dewasa apalagi mereka dipisahkan oleh rantau. Apapun, masakan ibu takkan terlupakan.

Triarga sudah jauh di belakang, sebentar lagi pesawat milik anak perusahaan Garuda ini, akan mendarat. Awak kabin berhijab menghadiahi kami pantun.Dan Batam, Anda sudah tahu, namun dalam pandemi ini sepi. Roda ekonomi tak bergerak. Semen saja sedikit terjual. Jika banyak yang membelinya, itu tanda pembangunan sedang giat.

Yang jelas sebentar lagi jembatan akan dibangun mengalahkan Barelang yang 100 persen memakai Semen Padang. Jembatan baru itu: Jembatan Babin memiliki empat tapak (pilar) utama yang memanjang dari barat ke timur mulai Tanjung Talok Pulau Batam, Pulau Ngenang, Pulau Tanjung Sauh, dan di Kecamatan Seri Kuala Lobam di Pulau Bintan.Panjang jembatan 7.035 meter yang pembangunannya dibagi menjadi 3 trase, yakni trase pertama menghubungkan Pulau Batam ke Pulau Tanjung Sauh sepanjang 2.124 meter. Trase kedua Pulau Tanjung Sauh ke Pulau Buau sepanjang 4.056 meter. Kemudian trase ketiga Pulau Buau ke Pulau Bintan sepanjang 855 meter

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini