Ternakkita.co.id, Berinvestasi Ternak Sapi Lewat Aplikasi

×

Ternakkita.co.id, Berinvestasi Ternak Sapi Lewat Aplikasi

Bagikan berita
Foto Ternakkita.co.id, Berinvestasi Ternak Sapi Lewat Aplikasi
Foto Ternakkita.co.id, Berinvestasi Ternak Sapi Lewat Aplikasi

[caption id="attachment_53219" align="alignnone" width="650"]Kepala Dinas Peternakan Sumbar, Erinaldi, saat beraudiensi dengan CEO starup www.ternakkita.co.id, Aprinanda dan rekannya, Rabu (17/5). (yuke) Kepala Dinas Peternakan Sumbar, Erinaldi, saat beraudiensi dengan CEO startup www.ternakkita.co.id, Aprinanda dan rekannya, Rabu (17/5). (yuke)[/caption]PADANG - Perkembangan teknologi digunakan sebagian orang untuk mengubah pola lama ke yang baru. Dalam berinvestasi ternak misalnya. Jika selama ini masyarakat kita menggunakan sistem paduoan di kampung-kampung, kini investasi bidang ternak bisa dilakukan lewat aplikasi.

Pola berinvestasi ternak lewat aplikasi mulai dilakukan lulusan Ekonomi Universitas Andalas Padang. Mereka Aprinanda Putra dan M Trio Saputra."Aplikasi yang kami buat adalah www.ternakkita.co.id. Aplikasi ini untuk memfasilitasi investor yang berminat investasi di bidang penggemukan sapi," kata CEO startup www.ternakkita.co.id, Aprinanda, saat audiensi dengan Kepala Dinas Peternak Sumbar, Erinaldi, Rabu (17/5) di ruanganya kerjanya.

Dijelaskan Aprinanda, dengan aplikasi itu, calon investor tak harus langsung bertemu dengan peternaknya, tetapi cukup mengakses websitenya dan mendapatkan informasi lengkap tentang investasi ini. Jika tertarik, mereka bisa investasi minimal Rp2 juta.

Dalam rancangannya, penggemukan hanya 4 bulan, setelah itu sapi dijual. Dari hasil penjualan, persentase masing-masing adalah 50 persen untuk peternak, 40 untuk investor dan 10 persen sebagai manajemen fee atau fasilitatornya. Sebab dalam proses penggemukan sapi, peternak akan didampingi seorang fasilitator.Konsep investasi ini, lanjutnya, saat ini dikembangkan di Sawah Dangka, Kabupaten Agam. Di lokasi ini, ada 5 peternak dengan 15 ekor sapi. Tapi untuk tahap awal sebagai percontohan, pihaknya menerapkan pada 1 ekor sapi. Masyarakat setempat menyambut antusias upaya ini dengan menyediakan kandang dan pakan hijauan.

“Sistem penggemukan ini sebenarnya mengadospi sistem yang sudah ada, seperti seduaan. Tetapi dikemas secara lebih modern memanfaatkan teknologi informasi,” katanya.

Dengan sistem yang dijalannya, diyakini investor tak akan kecewa karena peternak didampingi fasilitator. Fasilitator itu akan mengarahkan peternak dalam soal pakan, penyakit hewan dan hal lainnya untuk kesehatan dan kesuburan sapi."Selama ini banyak perantau yang berinvestasi di kampung menggunakan pola lama. Namun hasil investasi mereka kadang tidak sesuai harapan, sebab mereka hanya menerima laporan lisan dari peternak. Sedangkan dengan sistim ini, perantau bisa melihat perkembangan sapi lewat aplikasi," bebernya.

Ketika, sapi sakit atau mati, investor pun tak perlu ragu akan rugi, karena ternak tersebut telah diasuransikan.

Kepala Dinas Peternakan Sumbar, Erinaldi didampingi Kasi Promosi dan Investasi Bidang Bina Usaha, Lina Marni, mendukung terobosan yang dilakukan generasi muda ini. Menurutnya, kemajuan teknologi dan informasi harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahtearan petani dengan optimalisasi aset yang mereka miliki.“Biasanya, petani itu memiliki lahan dan kandang, tetapi terkendala modal untuk membeli sapi. Maka melalui starup ini, petani bisa memiliki sapi. Hasilnya juga dibagi dengan sangat transparan,” katanya.

Potensi pengembangan sapi di Sumbar juga terbuka lebar. Dari kajian yang dilakukan, lahan yang tersedia mampu menampung 1 juta animal unit atau setara 1 juta ekor sapi. Jika pola baru ini berhasil diterapkan, maka pendapatan peternak dalam sebulan bisa melebih UMR Sumbar. (yuke)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini