Tikam Samurai

×

Tikam Samurai

Bagikan berita
Foto Tikam Samurai
Foto Tikam Samurai

Wisata. Tujuan utamanya justru ingin melihat kampung asal buyut lelakinya.Di Buluhcina dia tak melihat apapun peraNgkat pariwisata. Yang ada hanya hutan dan danau yang masih asli.

Dia menyaksikan orang orang, para turis yang datang itu, pada melongo melihat hutan dan danau yang masih sangat asli. Sama sekali tidak ada yang dipermak permak. Hutan dan danau masih terlihat asli, apa adanya.Dia ikut kagum. Karena di kampungnya yang bernama Singapura itu memang ada sedikit hutan yang ditanam dan dipelihara. Hutannya bersih seperti taman. Betapapun, hati Nany berdegup degup saat menjejak kampung leluhurnya itu. Dari ayahnya dia tahu, di kampung mereka memiliki suku. Suku diturunkan dari ibu.

Ibunya konon bersuku Melayu. Di kampung leluhurnya itu; Buluhcina, cuma ada dua Suku. Melayu dan Domo.Jadi, di kampung leluhurnya itu, kalau seseorang bersuku Domo; ayahnya pasti bersuku Melayu. Kalau dia bersuku Melayu, ayahnya pasti bersuku Domo.

Dari anak gadis yang menjadi guidenya, sesuku dengannya, melayu, dia menjadi tahu bahwa ayahnya yang sudah puluhan tahun menetap di Singapura, nyaris tak lagi dinar penduduk."Mungkin nenek saya tahu..." ujar gadis itu. Dari jawabannya dia tahu; gadis itu tak pernah mendengar ada orang yang dulu mengilat ke Singapura dan menetap di sana.

Padahal dia tahu, cukup banyak penduduk Singapura, yang kala itu masih menyatu dengan Malaya, berasal dari Kawasan Kampar dan Riau Lautan. Riau Lautan namanya dulu, Kimi menjadi Kepulauan Riau.Si Bungsu membiarkan gadis itu bercerita.  Betapapun, banyak hal yang selama ini belum dia ketahui, kini menjadi tahu atas cerita gadis itu.

Setelah hening sejenak, si Bungsu bertanya: "'Negeri leluhur anda Buluhcina, sebuah negeri yang tak bersua di peta. Lalu kok bisa bisa anda berada di New York, jantung Amerika?"Nany tersenyum. "Seperti yang saya ceritakan,

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini