“Jika tak ada Anda, Bungsu, saat ini saya sudah sebulan berada di dalam kubur. Terimakasih banyak..”“No problem, Sir..”
“Nama saya Irene..”“Yes mom, I now”
“Di luar jam dinas, bisa engkau panggil aku dengan Irine saja?”Si Bungsu terdiam.
Suara kapten ini seolah-olah bersahabat benar. Padahal dia tahu benar, Kapten ini tak menyukai kehadirannya di dalam pasukan yang dia pimpin.“Please…”
Si Bungsu terkejut oleh permohonan yang berulang kali sejak tadi.“Baik, Kapten..”
“Panggil saya Irine. Di luar jam dinas bisa kita jadi sahabat? Please..”Si Bungsu merasa sikap kapten ini kepadanya berubah amat jauh. Sebelumnya dia sama sekali tak disukai si kapten.“Yes, Mom. Maaf, ya Irene..”
-o0o-
Si Bungsu menceritakan kepada Irine dengan jujur kisah hidup yang dilaluinya. Saat itu mereka sedang duduk di bawah pohon di luar restoran. Di tiga atau empat meja lain di taman restoran itu juga duduk tamu lain.“Kau percaya bahwa Tuhan itu ada, Irine..?
Irine menatapnya. Agak aneh pertanyaan itu dia rasa. Tapi dia mengangguk.“Ya saya percaya bahwa Tuhan itu ada. Meski saya bukan orang yang taat..”
Editor : Eriandi, S.Sos
