Rentetan tembakan, berkepanjangan dan bersahut-sahutan, menyentakkan mereka. Mereka berlarian ke kemah yang dijadikan markas untuk mengambil senjata dan amunisi. Ada lima kemah besar yang disamarkan dengan bentuk dan besar yang sama. Terletak di areal sebesar lapangan bola kaki.Celakanya, tiga dari lima kemah itu sudah meledak dan sedang dimamah api.
Tujuh tentara, dua diantaranya perem puan, ikut terbunuh. Entah dengan cara bagaimana, serangan ISIS ternyata berhasil “menusuk masuk jauh” ke dalam garis pertahanan pasukan yang dipimpin Kapten Irene.Irene akan menolong seorang pasukannya, seorang tentara wanita pula, yang terluka dan sedang merangkak.
Namun tubuhnya yang sedang membungkuk untuk menolong prajurit wanita itu, tiba-tiba diterpa seseorangdengan keras.Bersama dengan orang celaka yang menerpanya itu dia tergerumus ke bekas lobang pelor mortir yang baru beberapa menit tercipta. Hanya kepala sampai sebatas pantat mereka yang tertampung oleh lobang bekas hajaran mortir ter sebut.Kaki mereka sepenuhnya ada di luar.
Di lubang sempit itu, dengan penuh marah dia tempeleng dan dia terjang prajurit yang separuh menghimpit tubuhnya.Namun,... (bersambung)Editor : Eriandi, S.Sos
