PAINAN - Musim penghujan menjadi hal yang paling menakutkan bagi keluarga besar Syafrihonda. Persoalannya adalah, rumah satu-satunya tempat mereka berteduh terletak di bibir sungai Batang Lumpo, Kenagarian Balaisinayan Lumpo, Kecamatan IVJurai."Dulunya rumah kami ini telah memiliki penahan tebing dan batu beronjong hampir sepanjang 200 meter. Namun penahan itu telah habis dihantam banjir beberapa tahun lalu. Banjir bandang yang melanda Lumpo pada 2008 lalu telah merobohkan separuh dapur rumah kami ini," ujar Syafrihonda yang didampingi anak tertuanya, Deki.
Kepada beberapa orang awak media, Minggu (15/12), Deki mengajak untuk melihat kondisi rumah orangtuanya yang sebagian fondasinya telah terban dan mungkin hanya menunggu waktu akan terbawa arus sungai. Keluarganya telah beberapa kali melaporkan ke pihak yang berkompeten, seperti walinagari, pemerintah daerah namun, belum ada realisasi sampai kini. Sementara saat ini telah datang lagi musim penghujan."Rumah kami sewaktu-waktu bisa terjun bebas mengikuti derasnya arus banjir Batang Lumpo. Kondisi ini sebenarnya telah diketahui oleh pemerintah nagari dan kabupaten. Kami mohon relokasi atau penahan tebing yang lebih kuat, sehingga rumah kami bisa terlindungi," pintanya.
Kepala Kampung Balaisinayan Lumpo, Alianto mengakui, adanya rumah warga yang bernama Syafrihonda yang sebagian fondasinya telah terban dibawa arus Batang Lumpo. Namun menurutnya, kondisi itu tak hanya dialami satu rumah saja, melainkan hampir seluruhnya, karena Nagari Balaisinayan memang dikelilingi aliran sungai."Kami telah mendata beberapa rumah yang memang dalam kondisi mengkhawatirkan," pungkas Alianto.Sementara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Minangkabau mrmprediksi beberapa hari ke depan, sejumlah daerah di Sumbar masih diguyur hujan dengan intesitas sedang hingga lebat. (man/son)
Editor : Eriandi
