Tingkatkan Keimanan Memperingati Maulid Nabi

×

Tingkatkan Keimanan Memperingati Maulid Nabi

Bagikan berita
Foto Tingkatkan Keimanan Memperingati Maulid Nabi
Foto Tingkatkan Keimanan Memperingati Maulid Nabi

Oleh: H.Masoed AbidinAlhamdulillah, hari ini kita sudah berada pada bulan Rabi’ul Awwal 1443 H, satu dari bulan yang mengandung sejarah perkembangan dakwah Ilaa Allah yakni Dakwah Islamiyah. Bulan ini lazim disebut sebagai bulan kelahiran Rasulullah SAW atau bulan “Maulid”.

Wahyu Allah menyebut Muhammad Rasulullah SAW dengan tegas bahwa ; “Dan kami tidak mengutusmu (Muhammad) melainkan kepada segenap ummat manusia, sebagai pembawa berita dan pemberi peringatan. Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Q.S. Saba’: 28).Muhammad adalah “uswah hasanah” suri teladan sempurna. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah SAW itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu)bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangannya) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allalt (zikrullah). (Q.S. Al Ahzab: 21).

Muhammad adalah “nabi terakhir”. Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu., tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.Muhammad SAW diutus mengubah kehidupan manusia dari dhulumat (kegelapan) kepada peradaban terang benderang (an-nur) dengan bimbingan Wahyu Allah SWT. Inti dakwahnya mengarah kepada pemurnian tauhid, yakni meliputi ; Ishlah dengan menghindari fasad dalam semua tindakan. Menghormati prinsip tauhid. Tujuannya membentuk masyarakat yang menolak kemakshiyatan dan menciptakan umat berkualitas “khaira ummah” dengan “iman” kepada Allah.

Menggairahkan perlombaan “fastabiqul-khairat”. Firman Allah menerangkan; “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin. .. Jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy yang agung.” (Q.S. At Taubah: 128 - 129).Muhammad SAW lahir dari keluarga Bani Hasyim di Makkah el Mukarramah di bulan Rabi’ul Awwal, pada hari Senin, tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun gajah (al fiil); bertepatan 20 atau 22 April tahun 571 M. Dibidani oleh Siti Syifa’ (yang sempurna dan sehat) ibu dari Abdurrahman bin ‘Auf R.Anhu. Beliau lahir bernama Muhammad (yang terpuji), ayahnya Abdullah (hamba Allah), ibunya Aminah (yang memberi rasa aman), kakeknya Abdul Muthallib bernama Syaibah (orang tua yang bijaksana), yang menyusukannya adalah Halimah As-Sa’diyah (yang lapang dada dan mujur). Semua nama-nama itu dipilih Allah dan sangat erat hubungannya dengan keperibadian Nabi Muhammad SAW.

Memperingati Maulid Rasulullah SAW bermakna secara sadar menelusuri pekerti agung dari seorang terpilih yang menjadi acuan sikap jujur, amanah, baik pekertinya, serta penyantun dan pemaaf, sebagai uswah hasanah (suri teladan baik), bagi setiap mukmin yang percaya kepada Allah dan hari akhir. Makna hakiki peringatan Maulid Nabi SAW hendaklah ditujukan kearah intropeksi total diri. Meningkatkan kualitas hidup beragama, beribadah. Memperbaiki hubungan silaturahim ditengah kehidupan masyarakat. Hal terpenting dalam peringatan Maulid menanamkan kecintaan kepada Nahi saw dan mengajarkan nilai-nilai dalam peribadi Rasulullah SAW, mengamalkan dua pusaka adalah Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Dengan kedua pusaka abadi itu umat Muslim mesti menjadi pengisi dan penggerak kehidupan duniawi untuk mencapai kualitas hidup “hasanah” dunia dan akhirat.Dalam Hadist disebutkan : ”Tunaikanlah apa yang diwajibkan Allah kepadamu, niscaya kamu menjadi orang yang paling banyak ibadat. Jauhilah apa yang dilarang Allah kepada kamu mengerjakannya, niscaya kamu menjadi orang yang paling cermat. Relalah menerima apa yang dibagikan Allah kepadamu, niscaya kamu menjadi orang yang paling kaya. (Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adi dari Ibnu Mas’ud).

Tengoklah ke dalam jiwa yang kokoh dengan kekuatan yang lahir karena mahabbah, kecintan dan keyakinan kepada Keesaan Allah Yang Maha Kuasa. Kita kuat karena kuatnya Iman dan akidah serta akhlak yang mulia. Sungguh termasuk akhlak (budi pekerti) orang beriman ialah kuat memegang agama, tegas bersikap, ramah lembut, beriman dengan yakin, loba kepada pengetahuan, membantu dengan perasaan belas kasihan, ramah tamah dalam berilmu, hidup sederhana di waktu kaya, berhias di waktu miskin, memelihara diri dari loba tamak, berusaha di jalan yang halal, tetap berbuat baik, rajin dalam menjalankan pimpinan yang benar, membatasi diri dari keinginan nafsu dan kasih sayang terhadap orang yang sengsara.Semoga hati dan jiwa kita termotivasi mengamalkan bimbingan Allah dalam Al Quran dan mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu alaiyhi wa Sallam untuk berjuang membela yang haq dengan ikhLas karena keutamaan dan manfa'atnya sungguh Luar biasa dalam meraih Redha Allah Ta’ala. Aamiin.. (*)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini