PADANG -Senin (25/1) pagi itu, sangat ditunggu-tunggu Ilham, siswa SMKN 2 Padang. Keraguan dan pertanyaan bertumpuk dan bergelayut di kepalanya. Setelah seminggu di rumah, tak sabar anak muda itu kembali ke sekolah.
“Semenjak awal semester ini kami belajar seminggu di sekolah. Seminggu lagi di rumah sesuai dengan nomor urut di daftar hadir. Minggu ini giliran kami yang bernomor ganjil,” kata Ilham kepada Singgalang.
Meski jam pelajaran dikurangi dari 45 menit untuk satu jam pelajaran menjadi 25 menit saja, tetapi itu sangat berarti bagi Ilham dan teman-temannya yang lain. Tak jarang materi yang dipelajari pada saat belajar dari rumah, minta diulas lagi di sekolah.
“Biasanya guru membahas dulu materi yang diberikan untuk dipelajari di rumah, sebelum melanjutkan materi berikutnya. Sebagian materi pelajaran memang membutuhkan penjelasan dari guru biar lebih terang,” ujar Ilham lagi.
Meskipun untuk datang ke sekolah itu bukan tanpa risiko. Pandemi korona yang terus merebak tetap saja menimbulkan keresahan di diri serta orang tua sebagian siswa. Tak terbayang jika saja diri mereka tersapa korona dan terbawa pulang ke rumah. Keluarga mulai dari adik sampai orang tua dan kakek nenek siap untuk ditulari.
“Sejujurnya saya takut juga untuk datang ke sekolah. Jangan-jangan nanti tertular korona pula. Tapi bagaimana lagi, saya tidak sepenuhnya paham materi jika belajar hanya dari rumah saja,” kata Eka, siswi.
Sayang bayangan indah itu tak sepenuhnya terwujud. Sepanjang hari banyak orang baru yang datang ke sekolah itu. Bak tempat pesta saja. Sekolah itu mendadak ramai dikunjungi orang. Silih berganti orang yang hilir mudik di sekolah itu.
“Banyak orang baru dan mobil baru yang terlihat di sekolah. Tak biasa-biasanya parkiran sekolah ini penuh sesak seperti sekarang,” kata Rahmad, siswa yang lain.
Hal yang sama tidak hanya dirasakan Rahmad. Beberapa siswa lain pun merasakan yang sama. Mereka merasakan sekolah mereka tidak seperti biasa. Ada yang berbeda yang terasa di sekolah itu.
“Tadi ketika saya dalam lokal tiba-tiba banyak orang yang menyorot dengan kamera. Ngeri-ngeri sedap juga rasanya. Padahal lokal saya itu berada di lantai dua, tidak dekat dengan gerbang sekolah,” kata Riko, siswa lain.
“Saya juga merasakan hal yang tidak jauh berbeda. Sepertinya semua gerak kita diawasi dan diperhatikan banyak orang. Tidak enak juga jika lama-lama begini. Jika saja seminggu ini seperti ini, sia-sialah kami ke sekolah ini. Sangat tidak enak belajar sembari di sorot-sorot seperti ini,” kata Hendra, siswa yang lain.
Meskipun sebagian besar siswa itu mengetahui jika keramaian banyak orang baru ke sekolah itu karena sebuah video yang viral, tetapi mereka tetap saja terkejut dengan kedatangan banyak orang baru ke sekolah itu.
“Jujur saja kami cukup merasa terganggu dengan kondisi ini. Sungguh aneh rasanya bersekolah seperti hari ini. Agak terhambat juga gerak gerik kita. Di lokal disorot kamera, di pekarangan sekolah juga kena sorot, bahkan di gerbang sekolah juga. Belum lagi ditanya-tanya orang tidak kita kenal. Bak artis besar saja, ” kata Riko lagi.
Ditambahkan Riko dan beberapa siswa lainnya, selama ini hari-hari mereka biasa-biasa saja. Tidak hanya tahun ini ada siswa non muslim di sekolah itu. Semua berjalan biasanya saja. Semua mereka jalani bersama.
“Selama ini kami damai-damai saja. Bergaul dengan siapa saja. mau pintar, ganteng, cantik, jelek, kaya, miskin, muslim atau non muslim kami berteman saja. Bahkan ada diantara teman perempuan yang kami tidak tahu dia non muslim. Mereka tampil seperti kebanyakan saja. Tidak ada jarak di antara kami,” kata Rahmad yang diamini beberapa orang lainnya.
Untuk itu, siswa dan siswi di sekolah itu sangat berharap segala permasalahan itu bisa segera selesai. Sehingga mereka bisa belajar dengan nyaman seperti biasa, tanpa terganggu kehadiran orang-orang baru yang hilir mudik di sekolah itu.
“Membenar kami. Biarlah kami tenang dan damai belajar guna menggapai masa depan kami. Silahkan perjuangkan aspirasi tetapi tenggang juga kami-kami ini,” kata Ilham yang didukung anggukan beberapa temannya.
Diakui Rido, pertugas keamanan SMKN 2 Padang, semenjak Sabtu (23/1) lalu memang banyak orang-orang baru yang datang ke sekolah dari berbagai elemen. Tidak terkira juga jumlah kamera yang menyorot sekolah itu dari luar pekarangan ataupun langsung masuk ke pekarangan sekolah. (Hirval)
Komentar