LUBUK BASUNG – Musibah datang lagi menimpa Kawasan Danau Maninjau, Kabupaten Agam, 100 ton ikan yang dipelihara di Keramba Jaring Apung (KJA) mati lemas terkapar dalam jaring piaraan pembudidaya ikan. Dalam musibah ini dialami kerugian sekitar Rp1,5 miliar.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Agam Ermanto ketika dihubungi Singgalang Rabu (7/12) mengakui, musibah menjadi hantu pembudidaya ikan di Danau Maninjau itu datang lagi.
Angin badai memporakporandakan KJA pembudidaya ikan di Danau Maninjau. Penyebabnya seperti biasa angin badai mendera permukaan air dauan yang berakibat terjadinya upwelling, yaitu bergeraknya air danau yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar dari dasar danau. Air yang kusau angin badai itu bergerak dari arah dasar ke permukaan danau.
Daerah yang ditimpa musibah tubo balerang itu, ujar Ermanto, yaitu Bayua dengan jumlah ikan yang mati 20 ton, Maninjau dengan jumlah ikan yang mati 20 ton, Sunagi Batang, ikan yang mati 15 ton, Tanjung Sani dengan jumlah ikan yang mati 15 ton, Duo Koto, ikan yang mati 10 ton, Koto Kaciak dengan jumlah ikan yang mati 10 ton, Koto Malintang ikan yang mati 10 ton.
Kepala UPT. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan (BP4K2P) Kecamatan Tanjung Raya, Jaswir yang dihubungi Singgalang, pertanda bahwasanya musibah itu akan tiba, sudah ada pertanda, semenjak sepekan lalu bau belerang menyengat. (lmn)