TUKANG CUCI: Dulu Gengsi, Kini Diminati

×

TUKANG CUCI: Dulu Gengsi, Kini Diminati

Bagikan berita
Foto TUKANG CUCI: Dulu Gengsi, Kini Diminati
Foto TUKANG CUCI: Dulu Gengsi, Kini Diminati

Andi sedang menyusun baju yang siap dicuci dan disetrika. (defil)Andi sedang menyusun baju yang siap dicuci dan disetrika. (defil)

Dulu hingga sekarang, tidak ada anak-anak usia sekolah yang bercita-cita jika sudah besar ingin menjadi tukang cuci. Karenanya, menjadi tukang cuci merupakan pekerjaan yang dihindari karena gengsi. Terlebih kalau membayangkan seseorang berjalan kaki ke rumah orang kaya, lalu sampai di sana disuruh mencuci pakaian kotor, nggak banget dech.Rata-rata orang tua menyekolahkan anaknya berharap kelak sang anak mendapat kerja bagus dan bergengsi. Makanya sering terdengar cita-cita anak mau jadi dokter, jadi presiden ada pula dan lain sebagainya.

Tapi itu dulu, sekarang lain cerita. Meski bekerja mencuci pa¬kaian orang lain tetap tidak masuk dalam daftar cita-cita anak sekolah, namun membuka usaha tukang cuci masuk alternatif pertama ketika seseorang tersebut telah memikirkan usaha. Apalagi bahasa yang dipopulerkan untuk pekerjaan itu begitu keren, yakni laun¬dry. Lebih elit kedengarannya.

Membuka usaha laundry termasuk usaha yang paling diminati akhir-akhir ini. Hal itu dibuktikan dengan menjamurnya usaha laundry di mana-mana.

Seperti pantauan Singgalang di Kota Padang, usaha laundry ada di setiap sudut kota. Di persimpangan, di jalan-jalan utama, di jalan masuk perumahan, bahkan di pusat kota hingga lorong-lorong pun ada usaha itu.Tidak hanya orang yang gagal mendapatkan pekerjaan saja yang membuka usaha tersebut, tapi ada juga orang yang memang tidak ingin menjadi karyawan atau pegawai, dan sengaja ingin membuka usaha sendiri, kemudian buka usaha laundry.

Ada juga orang yang sudah bekerja sebagai pegawai atau karyawan, tapi punya hobi dan keinginan berwirausaha, juga membuka usaha laundry.Entah mana yang besar penghasilan didapat antara kedua peker¬jaannya, sebab penghasilan usaha laundry juga tidak bisa ditebak.

Yang namanya usaha tentu ada naik turunnya.Lebih menarik lagi, ketika ada seorang pejabat di lembaga negaraseperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), juga membuka usaha tukang cuci atau laundry. Kalau dihitung, tidak mungkin rasanya keuntun¬gan laundry didapatnya melebihi gaji yang diterimanya tiap bulan. Namun karena hobi, dia buka usaha, dan laundry menjadi pilihan yang tepat baginya.

Andi (35), salah seorang pengusaha Mawar Laundry di Jalan Pramuka Padang, merupakan salah satu bukti lainnya. Ketika memulai usaha laundry pada 2012, dia juga sudah bekerja pada perusahaan asing yang terikat kontrak dengan operarator seluler. Waktu itu dia berkantor di Kota Solok.Seluruh konter-konter handphone di Solok dia yang memasok kartunya. Penghasilannya di perusahaan tersebut cukup besar.

"Waktu menjadi agen, kadang saya bisa dapat hingga Rp7 juta per minggu, dari omset Rp10 juta, saya cuma setor Rp3 juta, tapi sekarang kontrak sudah habis," katanya.Meski demikian, saat itu Andi tetap tertarik untuk membuka usaha laundry. Awalnya dia merupakan pelanggan tetap di salah satu laundry. Lama-lama dia pikir peluang usaha laundry bagus. Kebetulan ketertarikannya disambut oleh temannya yang ingin menjual usahanya. Saat itu juga banyak dorongan kuat dari orang-orang terdekat.

Tekadnya kuat juga karena dipengaruhi perbincangan dengan teman-teman sebaya yang sedang membahas peluang usaha, laundry pasti menjadi bahan yang dikupas lebih mendalam.

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini