
PADANG – Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit menyatakan, masih banyak lokasi wisata di Sumbar yang tidak ada toiletnya.
“Ini mumpung ada kepala daerah. Saya katakan, kita jorok dalam masalah WC dan kamar mandi,” kata Nasrul Abit saat Workshop Digitalisasi Industri Pariwisata Indonesia di Pangeran Beach Hotel Padang, Senin (15/5).
Nasrul Abit menceritakan pengalamannya yang terpaksa buang air kecil di pinggir jalan ditutupi belukar dan pintu mobil dinas operasional disebabkan tidak tersedianya toilet umum di sekitar lokasi wisata.
“Kita ini ngapung. Promosi wisata jadi-jadian, tapi infrastruktur belum siap. Digitalisasi boleh, tapi ingat, semua infrastrukturnya disiapkan. Malu kita, WC saja tidak ada,” pungkasnya.
Nasrul Abit kemudian menyinggung bupati/walikota yang enggan melakukan koordinasi menyangkut pengembangan pariwisata dengan Pemerintah Provinsi. Ia mengatakan, hal tersebut tidak sejalan dengan amanat UU 23/2014.
“Ada bupati yang tidak perlu dengan Pemprov. Seharusnya dia baca UU 23/2014, koordinasi dengan gubernur. Naif sekali kalau ada bupati yang tidak mau koordinasi dengan gubernur,” sebutnya.
Nasrul Abit lebih lanjut menekankan betapa ia menyayangkan kepala daerah yang memandang pengembangan pariwisata daerah merupakan upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Baginya, cara pandang tersebut salah dan tidak tepat. Menurut Nasrul Abit, pengembangan pariwisata adalah untuk menumbuhkembangkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat melalui lapangan kerja yang semakin terbuka seiring pembangunan pariwisata.
Wagub juga menginstruksikan Kepala Dinas Pariwisata Sumbar untuk menyusun kalender pariwisata diupayakan agar tidak ada dua atau lebih event pariwisata yang diadakan di satu hari yang sama.
“Tolong sepakati semua event di Sumbar jangan diselenggarakan bersamaan. Tolong Pak Kadis, inventarisasi dulu,” katanya. (aci)
Komentar