Warga Bukik Ase Ubah Sampah Jadi Emas

×

Warga Bukik Ase Ubah Sampah Jadi Emas

Bagikan berita
Foto Warga Bukik Ase Ubah Sampah Jadi Emas
Foto Warga Bukik Ase Ubah Sampah Jadi Emas

Warga Bukik Ase Ubah Sampah Jadi EmaPADANG - Shalat Jumat baru saja berlalu sekitar satu jam lalu. Kala itu di kaki bukit bernama Bukik Ase, Kuranji Padang, terlihat aktivitas yang lumayan sibuk.

Beberapa ibu-ibu dengan berjalan kaki maupun mengendarai sepeda motor, satu per satu berdatangan ke lokasi Bank Sampah Pancadaya 13 Bukik Ase, binaan Bank Sampah Pancadaya dan pegadaian.Mereka membawa berbagai sampah plastik maupun kertas untuk ditimbang.

Sebelum ada bank sampah di daerah mereka, sebagian besar kaum ibu membuang sampah mereka ke tempat yang telah disediakan Pemko Padang. Semua jenis sampah ditumpuk dan dimasukkan dalam kantong plastik, kemudian dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir."Butuh tujuh tahun bagi kami untuk mendatangkan kesadaran warga, agar mengubah sampahnya menjadi emas. Alhamdulillah sudah tiga tahun belakangan, bank sampah berhasil membantu ekonomi keluarga," kata Direktur Bank sampah Pancadaya, Mina Dewi Sukmawati, yang juga Pembina di Pancadaya 13 Bukik Ase, kepada Singgalang, Jumat (12/8).

Ia mengatakan, setelah masyarakat sadar, perlahan mereka mulai memilah sampah. Kini hampir 1.000 orang mendaftarkan diri sebagai anggota dari bank sampah."Lokasi bank sampah tidak memerlukan tempat khusus, di bawah pohon pun bisa. Jadi setelah sampah terkumpul dan semua anggota sepakat segera menjual, maka kami akan datang dengan mobil khusus mengangkut sampah yang akan kami konversikan jadi emas," ungkapnya.

Prosesnya sangat sederhana, dimana setelah sampah ditimbang, jumlahnya dicatat, lalu akan dibawa ke dalam gudang. Pengelola bank sampah kemudian akan menjual langsung pada pabrik pengolah, di saat harga mahal."Jadi kalau harganya sedang turun, kami akan simpan dulu di gudang. Begitu harga naik, baru kami jual. Jadi semua anggota kami untung," tuturnya.

Hasilnya bisa mereka minta dalam bentuk rupiah, bisa juga dalam bentuk emas. Semua berkat kerjasama dengan Pegadaian, sehingga tabungan peserta langsung dikonversi menjadi emas."Emas harganya naik terus, sehingga saat menjual nanti, semua anggota mendapatkan untung yang banyak," ucapnya.

Ia berharap, makin banyak komplek perumahan yang memiliki bank sampah, sehingga masalah sampah bisa teratasi sampai komplek saja. Besar harapannya dapat tempat khusus untuk melakukan pengelolaan.Sampah organik akan dijadikan kompos, pupuk cair, sampai ternak maggot. Maggot bisa dijadikan pakan ternak, kotorannya pun laku untuk pupuk.

Sementara yang anorganik, dipilih untuk dijual ke pabrik pengolah. Untuk sampah-sampah sachetan, akan diolah menjadi souvenir-souvenir yang bisa dijual.Modal Jadi Sarjana

Keberadaan bank sampah, sangat dirasakan manfaatnya oleh para anggota yang salah satunya Iwit. Ibu lima anak ini, memiliki mimpi besar menjadikan anak-anaknya sarjana dari emas sampah yang ia tabung."Tiga anak saya sekarang sudah di SLTA. Mereka semua ingin kuliah dan rajin membantu saya memungut sampah sepulang dari sekolah," ungkapnya.

Ia mengaku mau menjual ke Bank Sampah Pancadaya, karena uangnya bisa langsung ditabung dalam bentuk emas. Begitu nanti anaknya tamat SLTA, tabungannya diambil untuk modal masul Perguruan Tinggi (PT)."Kalau dijual ke pengumpul, uangnya habis begitu saja. Makanya saya kuatkan hati, untuk menabung dalam bentuk emas, agar satu saat nanti saya bisa memiliki anak-anak yang bisa membuat kepala saya tegak di tengah-tengah masyarakat," ungkapnya.

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini