BI Klaim Tekanan Terhadap Rupiah Relatif Terkendali Dibanding Uang Negara lain

×

BI Klaim Tekanan Terhadap Rupiah Relatif Terkendali Dibanding Uang Negara lain

Bagikan berita
BI Klaim Tekanan Terhadap Rupiah Relatif Terkendali Dibanding Uang Negara lain
BI Klaim Tekanan Terhadap Rupiah Relatif Terkendali Dibanding Uang Negara lain

[caption id="attachment_11009" align="alignnone" width="650"]Agus Martowardojo  (net) Agus Martowardojo (net)[/caption]JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengklaim tekanan yang dialami rupiah saat ini, masih relatif terkendali dibandingkan mata uang negara lain yang lebih tertekan terhadap pergerakan dolar AS.

"Dalam jangka pendek mohon tetap tenang kalau ada tekanan terhadap rupiah, karena banyak mata uang negara tetangga yang lebih tertekan," kata Agus seusai bertemu pimpinan DPR RI di Jakarta, Rabu (26/8) malam.Menurutnya, kurs rupiah dan bursa saham Indonesia saat ini mengalami tekanan eksternal akibat rencana penyesuaian suku bunga Bank Sentral AS (The Fed), rendahnya harga minyak dunia, dan aksi devaluasi Yuan Tiongkok.

Namun, kondisi yang sama juga dialami oleh negara-negara berkembang lainnya dan situasi Indonesia masih jauh lebih baik, karena fundamental ekonomi dalam keadaan bagus dan belum menunjukkan adanya tanda-tanda krisis."Rupiah sepanjang Januari-Agustus depresiasi 13 persen, tapi Malaysia, Turki, Brasil, dan Eropa jauh lebih tertekan. Mata uang kita dibanding mereka, kita menguat. Ini kondisi dunia yang harus kita hadapi dengan baik," ujarnya.

Ia memastikan dalam menghadapi gejolak yang menggoyahkan kepercayaan pelaku pasar keuangan, Bank Indonesia akan selalu menjaga pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS agar fluktuasinya tidak terlalu tajam.Agus bahkan mengimbau dalam jangka pendek agar para eksportir tidak lagi menyimpan dolar AS, sebagai antisipasi supaya rupiah tidak terus mengalami depresiasi dan pergerakan saham di pasar modal relatif mudah terpantau.

"Saya sangat merekomendasi eksportir untuk melepas dolarnya, supaya ada suplai atau ketersediaan dolar dalam negeri. Karena 'current account' kita walaupun menurun, masih defisit. Jadi kita perlu kebutuhan dolar untuk impor," ujarnya.(*/aci)sumber:antara

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini