Sampan-sampan Mengiliri Batanghari

×

Sampan-sampan Mengiliri Batanghari

Bagikan berita
Foto Sampan-sampan Mengiliri Batanghari
Foto Sampan-sampan Mengiliri Batanghari

Roni & Khairul JasmiSungai Batanghari yang setia, dengan sabar terus mengalir membawa beban yang ditumpangkan manusia padanya. Tapi, Selasa (23/8) sungai itu, mungkin senang sebab ribuan orang berjejer di pinggirnya.

Sungai yang keruh oleh aktivitas tambang emas liar itu, jadi ajang selaju sampan Pamalayu. Hadir Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, Gubernur Sumbar Mahyeldi dan Gubernur Jambi Al Harris dan Bupati Tebo, Aspan. Hadir Prof Raudha Thaib ahli waris kerajaan Pagaruyung. Tuan rumah Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, menyebut Festival Palamalayu tahun ini juga diperkaya dengan Helat Swarnabhumi.Singgalang dan ribuan orang memadani lokasi situs Candi Pulau Sawah, yang rimbun oleh pokok getah tinggi menjulang. Di sisinya Batanghari mengalir. Candi ini adalah salah satu tapak sejarah Dharmasraya, yang punya dua gadis jelita, Dara Petak dan Dara Jingga. Pamalayu adalah sebuah ekspedisi diplomasi melalui operasi kewibawaan militer ang dilakukan Singasaru di bawah perintah Raja Kertanegara pada 1275 - 1286 terhadap Kerajaan Dharmasraya. Inilah kisah panjang dan cinta serta kekuasaan dan persahabatan yang zaman kuno yang dijalin oleh sungai Batanghari.

Waktu Selasa siang seperti tak bergerak. Panas terasa terik dan gemuruh sorak dari Batanghari menyita perhatian. Di kejauahan tampak puluhan sampan bergerak ke hilir. Bermula dari bawah Jembatan Kabel Stayed Sungai Dareh, Jorong Tabek, Nagari IV Koto Pulau Punjung, Kecamatan Pulau Punjung dan berhenti di bawah tatapan mata hadirin, tepatnya di Komplek Candi Pulau Sawah, Nagari Siguntur, Kecamatan Sitiung.Sekelompok pelajar putri mengarahkan kamera HP nya ke arah sungai terpanjang di Sumatera. Sejak dari hulu di Gunung Rasan Solok hingga bermuara ke Selat Berhala, pantai timur, Sumatera. Sungai ini menghela sejarah sekujur tubuhnya sejauh 800 Km.

Pelajar itu asyik mengabadikan suasana selaju sampan. Hal serupa juga dilakukan guru-gurunya dan entah oleh siapa lagi. Tak lama kemudian terdengar gemuruh tambua tassa dan talempong menyambut tetamu penting dan drone seperti lebah raksasa di atas kepala mengabadikan suasana.Satu sama lain tenggelan dalam kerumunan, banyak juga yang mencari minuman dan makanan kecil ke lapak-lapak pedagang. Tak lama pula kemudian acara penutupan dilaksanakan. Sampan-sampan terpaut di tepian dan semua orang datang ke depan pentas. Tentu saja Batanghari terus mengalir dan sejarah baru dibuat di sebelahnya oleh sebuah acara bernama Festival Pamalayu.

Para rombongan Rajo Koto Besar, Sutan Riska Tuanku Kerajaan duduk berjejer rapi di kursi yang telah disediakan panitia. Sejurus kemudian lantunan irama tari pasambahan menyambut dengan syahdu. Gadis gadis cantik lagi rupawan berkostum khasnya orang Minangkabau bergerak gemulai seiring irama. Tiga orang putri cantik dengan hiasan suntiang diatas kepalanya berjalan pelan ke arah rombongan bupati, mempersilakan memetik secarik sirih pinang. Kegiatan mengubak tabir sejarah itu dikemas apik, dan membuat para pengunjung larut dalam suasana.Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada para tamu undangan, para pengunjung yang telah meluangkan waktu menghadiri acara puncak Festival Pamalayu Kenduri Swarnabhumi. Terimakasih tak terhingga kepada kepala OPD, ASN, non ASN, pihak Polri, TNI, masyarakat dan pihak terkait lainnya yang telah mendukung, mensuport suksesnya kegiatan Festival Pamalayu.

"Saya berharap kita sama- sama bisa mengambil hikmah positif dari seluruh rangkaian kegiatan ini. Kita jadikan untuk menambah wawasan tentang sejarah Dharmasraya pada zaman dulu dan sekarang," ungkap bupati di sela - sela kegiatan tersebut.Lanjut Rajo Koto Besar ini, Festival Pamalayu kali ini merupakan yang keduakalinya dilaksanakan. Sempat terhenti lantaran Pandemi Covid-19 dua tahun belakangan ini. Pada tahun 2022 ini, alhamdulillah bisa dilaksanakan kembali.

" Ekspedisi Sungai Batanghari yang sama- sama kita disaksikan tadi adalah gambaran sejarah nenek moyang kita ratusan tahun lalu. Dan ini perlu kita ketahui dan kita pelajari bahwa begitu besar perjuangan nenek moyang kita sehingga Dharmasraya yang kita cintai ini ada," terangnya.Bupati menambahkan, banyak hal yang dapat diambil serta menjadi pedoman bagi anak bangsa melalui gelaran Festival Pamalayu, diantaranya menggali dan mengetahui peninggalan sejarah di Dharmasraya.

"Momentum digelarnya Festival Pamalayu Kenduri Swanabhumi dapat pula menjadi sebuah edukasi dan mempelajari tentang sejarah peradaban masa lalu serta perjuangan para leluhur," pungkasnya.Sementara itu salah seorang Bundo Kanduang Kecamatan Pulau Punjung, Heni Fitri mengaku kegiatan Festival Pamalayu Kenduri Swarnabhumi bisa menambah wawasan dan mengenal sejarah Dharmasraya.

"Sebagai Bundo Kanduang kita wajib mempelajari dan mengetahui sejarah peradaban Dharmasraya untuk kita tularkan kepada anak- anak kita dan masyarakat luas," pungkasnya.Dipenghujung acara para rombongan bupati dan pengunjung lainnya makan bajamba dibawah tenda berukuran sedang. Sajian aneka makanan tetata rapi. Mereka duduk bersila sembari menikmati hidangan khas orang Minang itu.

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini