Fahri Hamzah: Aneh, Cara Negara Respon Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak

×

Fahri Hamzah: Aneh, Cara Negara Respon Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak

Bagikan berita
Foto Fahri Hamzah: Aneh, Cara Negara Respon Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak
Foto Fahri Hamzah: Aneh, Cara Negara Respon Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak

JAKARTA - Sangat aneh, cara negara dalam merespon kematian atau musibah yang terjadi sebagai sesuatu yang biasa saja. Seperti kematian pada kasus gangguan gagal ginjal akut misterius yang telah merenggut ratusan nyawa anak-anak di berbagai daerah Indonesia.Keprihatinan ini disampaikan Fahri Hamzah saat memberikan pengantar diskusi Gelora Talk bertajuk 'Gagal Ginjal Akut Mengkhawatirkan Negeri, Bisakah Dihentikan?', Rabu (26/10/2022) sore.

Padahal, menurut Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019 itu, negara memiliki kewajiban untuk melindungi nyawa atau jiwa sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, dimana salah satu tujuan bernegara itu adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia."Harusya ada konsen yang besar dari negara terhadap nyawa anak-anak, nyawa harapan, nyawa masa depan. Apalagi kita tahu hingga kini kasus tersebut, telah mencapai 255 kasus yang terjadi di 26 Provinsi, dan tercatat sebanyak 143 anak meninggal dunia," ujarnya.

Cara negara merespon kasus tersebut, masih menurut Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019 ini, menjadi keprihatinan bersama, seperti mempersoalkan nyawa hampir 1.000 petugas pemilu di masa lalu. Kemudian nyawa korban tragedi Kanjuruhan yang dianggap berlalu begitu saja, tanpa ada satu keseriusan untuk melihat ini, ada problem yang sangat fatal."Menurut saya, agak aneh kalau kita lihat responnya, itu bukan cara kerja negara yang benar, korbannya anak-anak akibat sirup yang sudah dikonsumsi lama," kata politisi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.

Fahri juga menyoroti langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan memanggil para pelaku, pengawas, polisi dan jaksanya beberapa waktu lalu ke Istana Negara, setelah itu keluar perintah, pemain obat-obatan akan dikenai delik pidana, tidak menyelesaikan masalah yang sedang terjadi."Mestinya, bukan begitu cara bekerja negara, negara harus menghargai separation of job, pembagian tugas. Selain itu, Badan POM itu tidak boleh dilepaskan dari tanggungjawab, karena negara sudah mengimplan sistem pengawasan obat dan makanan," tegasnya.

Sehingga ketika dikemudian hari ada yang salah seperti ada yang keracunan dan ada yang meninggal, maka kata Wakil Ketua DPR Periode 2004-2009 ini, negara harus menyalahkan dirinya dulu, dan tidak boleh menyalahkan orang lain."Itulah cara bekerjanya sistem, tapi yang terjadi negara selalu menyalahkan rakyat, menyalahkan pengusaha, pemain. Harusnya negara menyalahkan diri dulu, dan memeriksa apakah ada kebobolan sistem dalam dirinya terhadap konsumsi obat terlarang atau beracun yang menyebabkan kematian pada anak-anak saat ini," ujarnya.

Terakhir, Fahri menegaskan bahwa upaya Partai Gelora dalam menyikapi kasus gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) pada anak ini adalah dalam sistem pada sektor kesehatan Indonesia agar pemerintah selalu siap dalam menghadapi krisis kesehatan yang terjadi."Nah, saya kira, Partai Gelora Indonesia akan selalu concern dengan perbaikan sistem untuk penataan sistem kesehatan kita. Negara harus punya kesiapan apa pun yang masuk ke dalam negeri kita," pungkasnya. (Ery)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini