Surau Tabing, Istana Mr. Syafrudin Prawiranegara yang Merana

×

Surau Tabing, Istana Mr. Syafrudin Prawiranegara yang Merana

Bagikan berita
Surau Tabing, Istana Mr. Syafrudin Prawiranegara yang Merana
Surau Tabing, Istana Mr. Syafrudin Prawiranegara yang Merana

PADANG - Bangunan rumah panggung segi empat dengan tonggak kayu setinggi satu meter dari tanah. Lantainya kayu dengan dinding bambu, bagian luarnya ditempel semen."Masuklah, lihat ke dalam. Di sini kami mengaji sekali seminggu,"sebut Lailawati (64) ketua pengajian di surau tersebut.

Surau itu tempat tidur sekaligus istana Mr. Syafrudin Prawiranegara saat berada di Nagari Silantai, Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung Ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) Syafruddin Prawiranegara membentuk kabinet.Bangunan itu benar-benar merana. Tak terawat, di pinggir sawah. Sejumlah papan lantai melapuk. Semen pada dinding dengan tulang bambu tampak mengelupas pada beberadapa sisi.

Tempat itu sebenarnya menjadi salah satu titik sejarah bagi perjalanan PDRI. Karena selama di Silantai, Sumpur Kudus rombongan Syfarudin Prawiranegara menginap di surau itu."Di sini dulu pak Syaf tidur. Ada sumurnya,"tambah Laila.

Menurutnya, selama dua bulan tersebut, rombongan benar-benar mendapatkan dukungan dari warga Sumpur Kudus.Masyarakat di sana rela memotong sapi dan kambing dimasak untuk para pejuang tersebut. Daging itu dimasakan jadi randang hingga kalio daging.

Tak hanya itu, amai-amai dan perempuan remaja kompak ikut memasak di dapur umum yang bersebelahan dengan Surau Tabing. Jika sapi sudah abis, rombongan kadang juga dimasakan gulai kalayau (genjer) oleh warga."Amak saya cerita, dia ikut memasakan pak Syaf sayur kalayau (genjer),"katanya.

Kini Surau tersebut sungguh tak terawat. Meski menjadi salah satu titik sejarah bagi perjalanan Mr. Syafrudin Prawiranegara di Sumpur Kudus.Surau tersebut sebenarnya sudah sempat rata dengan tanah. Bangunan lama tidak bersisa lagi. Karena merasa kehilangan, akhirnya warga berinisiatif untuk mendirikan surau itu kembali.

Kemudian, mendapatkan bantuan Rp11 juta untuk pemugaran. Uang sebanyak itulah yang kemudian dibuat bangunan yang ada saat ini.Selain Suarau ada tiga objek yang menjadi rutinitas Mr. Syafrudin Prawiranegara di Sumpur Kudus. Pertama rumah pertemuan untuk rapat kabinet PDRI, sumur yang dibuat khusus Syafrudin Prawiranegar, kemudian Surau.

Rumah PertemuanDi Silantai, Sumpur Kudus juga rombongan pak Syaf panggilan Syafruddin Prawiranegara oleh masyarakat menetap cukup lama, yakni sekitar 2 bulan. Sekarang juga masih terawat rumah pertemuan pembentukan kabinet PDRI.

Rumah tersebut adalah milik Wali Perang (walinagari Silantai) Hasan Basri Dt Bandaro Putih. Kini rumah tersebut ditempati oleh anak, Irianis.Silantai, satu dari 4 Nagari yang menjadi tempat aktivitas pak Syaf di Sumpur Kudus. Rombongan pejuang memilih daerah itu, karena posisinya dianggap lebih aman dari intel Belanda.

Pasukan dengan mudah menempatkan pemantau atau mata-mata di daerah terdepan. Seperti dari Talawo, Uncang Labuah, Sungai Langsek, Siparok atau Koto Tuo. Jika mata-mata melihat pergerakan mencurigakan, sepeti pasukan Belanda, maka mata-mata langsung menyampaikan ke pasukan pejuang."Kata ayah saya, pak Syaf memilih Silantai, karena daerah ini dianggap paling aman,"sebut Irianis, (60) pewaris Rumah Sidang Kabinet PDRI di Nagari Silantai, Sumpur Kudus.

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini