"Anak-anak mesti memakai ransel ke sekolah, sehingga tubuhnya tegap dan sehat.Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.
Inilah ucapan mantan Gubernur Sumbar Azwar Anas yang saya ingat sampai sekarang.Ir. Azwar Anas, bagi rakyat Sumbar adalah sosok yang baik.
Kepergiannya menjelang siang, Minggu (5/3) mengejutkan, karena mantan gubernur dua periode ini, nyaris tak tergantikan. Ia pergi setelah dirawat sejak Januari lalu.Pak Azwar saya lihat begitu dekat dengan pemilik Singgalang, H. Basril Djabar.
Apalagi dengan Nazib Lubuk, suami Titi Lubuk. Almarhum menyenangkan dan akrab dengan siapa saja.Berbudi pekerti yang baik. Hormat pada pemuka. Berbicara dengan bahasa rakyat. Suka menerima masukkan.
Azwar cerdas, berwibawa dan pengetahuannya luas. Punya jejaring dan suka turba. Banyak sekali hal baik yang bisa dikenang.Mantan direktur utama Semen Padang ini, telah mencurahkan pikirannya untuk daerah ini. Berguna bagi bangsa dan dikenang orang banyak.
Saya terakhir berkomunikasi terakhir dengan almarhum ketika ia datang ke Semen Padang 30 Juli 2019. Ketika itu Pak Azwar menjelaskan bagaimana ia dulu menjadi dirut di perusahaan itu.Anak Pak Anas ini, lahir 2 Agustus 1931 (catatan lain menyebut 1933) di Mato Aie, Padang. Dari rumahnya tampak kerlap-kerlip lampu pabrik Indarung.Azwar Anas anak keempat ayahnya dari sebelas bersaudara, tapi anak ketiga ibunya dari 10 orang bersaudara. Sebagai seorang berpendidikan, Azwar mendapat kesempatan lebih luas untuk berkarir.Ia seorang tentara, alim dan birokrat handal sekaligus politikus. Di dunia sepakbola Azwar dikenal sebagai seorang pemimpin yang mengerti menejemen. Pernah jadi ketua PSSI. Pernah jadi ketua majelis pembina pusat Tarbiyah Islamiyah.
Mantan menteri ini, adalah suami dari Djusmeini dengan lima anak. Mereka mwnikah pada 1957 di Padang. Sang istri telah pergi terlebih dahulu pada 2009. Letjen TNI ini adalah alumni ITB. Oada 1959 ia masuk wajib militer dan pada 1967 dipercaya menjadi direktur Pindad.Azwar Anas Teladan dari Ranah Minang, demikian biografi Azwar Anas yang ditulis Abrar Yusra mengisahkan jalan hidup tokoh ini. Dimasanyalah Sumbar meraih Prasamya Purna Nugraha.
Ketika provinsi ini mulai dipimpin Harun Zain, saat itulah Azwar dipanggil pulang. Ia meninggalkan Pindad dan menerima jabatan sebagai dirut PT Semen Padang. Ia masuk, akhirnya batallah rencana menjual Semen Padang sebagai besi tua. Tiap pagi ia berdiri di pintu dan menyalami karyawan. Ia sapa satu persatu.Pak Azwar berhasil membangkitkan semangat dan harga diri karyawan perusahaan itu. Secara pasti kemudian Semen Padang bangkit. Hadir pula klub sepakbola, band dan drumband.
Ia kemudian jadi gubernur dua periode. Pendahulunya sudah jadi menteri. Azwar kemudian menyusul masuk kabinet. Maka mantan gubernur Sumbar selalu jadi menteri hingga kemudian tradisi itu habis begitu saja.Keluarga bahagia
Editor : Eriandi