LUBUK BASUNG - Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menyarankan para petani mengembangkan budidaya ikan air arus deras dan air tenang dalam upaya memenuhi produksi ikan mengingat Danau Maninjau dalam kondisi tercemar."Kembangkan kolam air deras dan air tenang untuk memenuhi produksi ikan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam, Rosva Deswira di Lubukbasung, Selasa (14/6).
Ia mengatakan, kolam air deras itu bisa dikembangkan di sepanjang aliran Sungai Batang Antokan yang merupakan aliran Danau Maninjau. Sungai Batang Antokan tersebut berpotensi dikembangkan kolam air deras dan saat ini sudah ada bermunculan kolam air deras di lokasi itu."Di Sungai Batang Antokan sudah banyak bermunculan kolam air deras mulai dari Muko-muko Kecamatan Tanjungraya sampai Siguhung Kecamatan Lubukbasung," katanya.
Ia menyebutkan, untuk kolam air tenang bisa dikembangkan di lokasi lahan sawah di 16 kecamatan. Ini upaya DKPP Agam untuk mengalihkan ketergantungan petani ikan dari Danau Maninjau ke daratan, mengingat air danau vulkanik itu tercemar."Saat ini keramba jaring apung hanya beroperasi sekitar 40 persen dari 23.359 petak," katanya.
Selain mengembangkan ikan air deras dan air tenang, DKPP Agam juga bakal mencoba budidaya ikan sistem sirkulasi udara di Kantor DKPP Agam."Apabila berjalan dengan baik maka budidaya ikan sistem sirkulasi udara bakal dikembangkan," katanya.Ia mengakui produksi ikan pada triwulan pertama di Agam sebanyak 7.093 ton berasal dari produksi ikan air tenang sebanyak 1.97 ton, kolam air deras 2, 1 ton, kolam terpal 99,53 ton, seriban 3,71 ton.Setelah itu, keramba irigasi 114,29 ton, keramba jaring apung 2.383,60 ton, minapadi 32,76 ton dan tambak 374,40 ton.
Produksi perikanan budidaya tersebut berupa nila 5.278,76 ton, ikan mas 1.110,97 ton, lele 248,35 ton, gurami 80,62 ton dan udang vaname 374,40 ton."Ikan nila dan mas paling banyak produksi selama triwulan pertama," katanya. (ant)
Editor : Eriandi