Di Tanah Datar, Korban Erupsi Marapi Naik Jadi 7.000 KK

×

Di Tanah Datar, Korban Erupsi Marapi Naik Jadi 7.000 KK

Bagikan berita
Foto Di Tanah Datar, Korban Erupsi Marapi Naik Jadi 7.000 KK
Foto Di Tanah Datar, Korban Erupsi Marapi Naik Jadi 7.000 KK

BATUSANGKAR - Lebih 2000 ha lahan hortikultura di Tanah Datar "tertimbun" abu vulkanik sejak 4 bulan ini. Kondisi itu menghentakkan petani ke lantai kemiskinan."Kerugian sementara Rp40 miliar dan tiap hari terus akan bertambah," kata Bupati Tanah Datar Eka Putra, saat menerima rombongan PT Semen Padang dan Bank BNI, di Batusangkar, Senin (1/4). Semen menyerahkan lebih Rp50 juta sedang BNI Rp50 juta pas.

“Terima kasih untuk Semen Padang dan BNI, sahabat setia warga Tanah Datar, “ kata Bupati Eka Putra.

Petani merana

Bupati Eka menyebut, dalam sekejap saja jumlah petani yang gagal panen, naik. Yang semula 3000an KK naik jadi 5000 KK dan hari terakhir 7000 KK.

“Makin hari kian bertambah petani yang jadi korban, karena itu kami sangat memerlukan bantuan banyak pihak,” kata dia.Lahan hortikuktura yang tertimbun abu vulkanik mencapai 2000 ha lebih.

“Nyaris sesayup-sayup mata memandang, ladang hortikultura sudah memutih oleh debu Marapi,” katanya.Data sementara menujukkan kerugian petani Rp40 miliar lebih dalam 4 bulan belakangan, sebuah angka yang besar, menghentakkan petani ke lantai kemiskinan.

Angka itu hari demi hari terus naik seiring dengan intensitas letusan gunung.Sejumlah petani di Batipuah menyebut, gagal panen tak bksa dihindari lagi. Senada petani di Paninjauan.

"Kalau mau panen harus dicuci tapi daun-daun sayur kami sudah rusak oleh debu gunung yang panas, praktis sudah tidak bisa lagi," kata Syaf seorang petani di Paninjauan pada hari yang sama.

Masih meletus

Kemarin malam pijar terlihat di puncak dan paginya debu kembali menimbun sayur-mayur, kolam ikan dan atap rumah.

Marapi yang dikagumi sekaligus ditakuti itu, sekarang masanya ditakuti. Petani lumpuh seketika.Menurut Kepala PVBMG Pusat Hendra Gunawan, yang dikontak Singgalang, Senin (1/4/2024), sebetulnya erupsi Marapi setidaknya sejak 2007, kira-kira hampi 2 atau 3 tahun sekali bahkan 5 tahun sekali.

Namun, sejak Desember 2023 terjadi erupsi hingga hari ini cukup intens, seperi Februari dan Maret 2024 saja dalam per bulan mencapai lebih dari 60 erupsi.“Di dunia belum ada yang dapat memprediksi kapan, hari apa, jam berapa akan terjadi erupsi,” katanya.

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini