Oleh Lailatul RahmiMahasiswa Magister Pendidikan Fisika
Faktor fisik lingkungan terdiri dari faktor pembatas dan faktor penentu. Faktor pembatas suatu benda artinya jika factor itu tidak ada maka akan berpengaruh terhadap manusia, namun jika faktor tersebut berlebihan juga tidak baik bagi manusia. Contohnya pada temperatur, jika temperatur terlalu tinggi maka akan mengakibatkan sesak nafas namun jika tidak ada atau sangat sedikit juga tidak baik bagi tubuh. Contoh lain jika kita sedang memasak tetapi kelebihan garam maka manusia akan keracunan, namun jika tidak diberi garam maka makanan itu tidak enak. Jadi dapat dikatakan bahwa faktor pembatas itu sangat diperlukan oleh manusia walaupun dalam jumlah yang sangat sedikit dan tidak boleh berlebihan. Sedangkan faktor penentu adalah suatu faktor yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Jika faktor itu tidak ada maka manusia akan mati atau tidak bisa hidup. Ada beberapa faktor fisik lingkungan adalah 1) Temperatur, pada temperatur itu yang bermasalah bukan temperature itu sendiri tetapi gradient temperature tersebut. Batas toleransi pada makhluk hidup itu ada pada manusia karena manusia dapat mengatur temperatur dengan menggunakan teknologi. 2) Radiasi, radiasi ada 2 yaitu radiasi matahari dan radiasi buatan. Radiasi bersumber dari gelombang radio, sinar UV, sinar infrared dan sinar laser. Contoh pemanfaatan radiasi pada manusia memperbaharui sel sehat dan memusnahkan sel yang sudah rusak selain itu juga pada kesehatan yaitu pada ronsen . Namun jika radiasi itu berlebihan akan menyebabkan kulit hitam atau bahkan bisa menyebabkan kanker.
3) Air, air merupakan faktor penentu dan faktor pembatas. Air disebut faktor penentu karena tanpa air manusia tidak akan bisa hidup, selain itu 80% tubuh manusia terdiri dari air. Air dikatakan faktor pembatas karena contohnya pada kaktus. Kandungan ion dalam air adalah Na , K , Ca 2, Mg 2, Cl-, SO4-2, CO3-. Ion-ion ini jumlahnya sangat terbatas, jika ion- ion ini kurang maka pertumbuhan yang terjadi tidak normal begitu pula jika ion ini berlebihan. 4) Kelembapan udara, kelembapan yang terlalu tinggi tidak sehat bagi manusia karena akan menyebabkan paru-paru basah. Sedangkan jika kelembaban terlalu rendah maka akan menyerap ion dan air yang ada dalam tubuh.
5) Gas-gas di atmosfer, atmosfer adalah lapisan udara yang mengelilingi bumi dengan ketebalan kurang lebih 1000 Km dari permukaan bumi. Jika gas-gas atmosfer meningkat maka akan terjadi gesekan sehingga panas akan kembali ke bumi. Dampak dari pengaruh gas-gas pengisi atmosfer ini tidak sesuai lagi dengan porsinya masing-masing adalah sudah banyaknya penyakit seperti penyakit kulit, kanker dan yang menyebabkan berkurangnya lapisan ozon adalah gas rumah kaca. selain itu, gas atmosfer berperan sebagai pembatas dan penentu, jika tidak ada CO2 maka kehidupan akan terganggu sedangkan jika CO2 berlebihan maka CO2 akan mengikat O2 dalam darah. 6) Garam biogenetic, manusia membutuhkan garam karena garam mengandung ion yang membantu darah dan memperkuat tulang. Kalau ion tersebut tidak dikonsumsi oleh tubuh maka darah tidak akan sampai ke otak, namun jika ion tersebut berlebihan maka makanan yang dimakan tidak enak. Nutrien-nutrien dalam garam memiliki beberapa fungsi yaitu untuk proses fotosintesis, untuk metabolism nitrogen dan metabolisme lainnya.
7) Aliran dan tekanan, O2 bisa masuk kedalam tubuh melalui tekanan dan aliran. Pada saat mengeluarkan CO2 dari dalam darah (paru-paru) memiliki tekanan yang lebih besar dari atmosfer. Sehingga CO2 dapat keluar dari paru-paru, namun jika tekanan atmosfer lebih tinggi maka CO2 tidak dapat keluar dari dalam darah. 8) Tanah, merupakan salah satu komponen lingkungan yang berperan penting dalam menjaga kesetimbangan. Tanah berperan menyangkut kegemburan, air serta mineral-mineral lainnya.9) Materi dan energi, materi merupakan sumber energy. Sumber energi bagi makhluk hidup adalah makanan, cahaya matahari, air O2. Selain energy yang harus dipenuhi oleh makhluk hidup ada juga sumber energi lain dalam bentuk energi listrik misalnya.
Pendidikan lingkungan adalah suatu proses untuk mengenali nilai-nilai dan menjelaskan konsep-konsep dalam rangka mengembangkan keterampilan, sikap yang diperlukan untuk memahami serta menghargai hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan biofisik maupun sosial (Unesco Unep, 1977). Literasi lingkungan merupakan salah satu bagian penting dari pengembangan keterampilan literasi (Bybee, 2008). Menurut Soemarwoto (2001) Pendidikan Lingkungan yang diberikan sebaiknya dapat diinternalisasikan untuk melahirkan masyarakat yang bersikap dan berperilaku ramah terhadap lingkungan. Soemarwoto (2001) juga menjelaskan bahwa strategi pendidikan lingkungan harus lebih menekankan pada hal-hal praktis yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan kajian literatur diketahui bahwa literasi lingkungan memiliki tiga komponen berbasis wawasan lingkungan. Ketiga komponen tersebut yaitu kompetensi lingkungan, pengetahuan lingkungan, dan sikap terhadap lingkungan (OECD, 2007; NAAEE, 2000). Ketiga aspek ini saling berhubungan erat (Pe’er et al., 2007). Asesmen terhadap ketiga aspek tersebut dapat menggambarkan kemampuan literasi lingkungan seseorang secara utuh. Menurut McBeth (2010), kemampuan literasi lingkungan seseorang dapat diukur melalui empat komponen yaitu:
1) Pengetahuan lingkungan yang meliputi dasar-dasar lingkungan, stimulasi tentang lingkungan, mengajak menjelaskan sebuah peristiwa lingkungan, memberikan informasi tentang lingkungan dan memberikan contoh yang berkaitan dengan lingkungan. 2) Sikap terhadap lingkungan yang meliputi pandangan tentang lingkungan, kepekaan terhadap kondisi lingkungan, dan peduli terhadap lingkungan, memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan, dan ketertarikan terhadap lingkungan.
3) keterampilan kognitif yang meliputi identifikasi masalah lingkungan, analisis lingkungan dan pelaksanaan perencanaan; dan mengingat pentingnya lingkungan. 4) perilaku yang meliputi tindakan nyata terhadap lingkungan,menjaga lingkungan dan melestarikan lingkungan. Komponen-komponen tersebut merupakan acuan yang digunakan untuk menilai sejauh mana kemampuan literasi lingkungan seseorang. Pembelajaran berbasis literasi lingkungan bertujuan pemahaman tentang konsep dan prinsip prinsip terhadap lingkungan dan individu mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan berperan aktif dalam mengatasi kerusakan lingkungan baik secara individu maupun kelompok. Selain itu pembelajaran berbasis lingkungan bertujuan agar para peserta didik peduli dan menjaga lingkungan sekitar.
Editor : Eriandi