BUKITTINGGI - Berbagai kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi belakangan di beberapa pondok pesantren di Indonesia menjadi perhatian serius Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.
Tidak hanya melalui kajian akademis, UIN Bukittinggi juga siap mendukung kebijakan Kementerian Agama untuk mendampingi pengelola pondok pesantren guna mewujudkan pesantren yang aman dan nyaman bagi anak.
Hal itu terungkap dalam acara Sidang Promosi Doktor atas nama Albert, lulusan kedua pada program Doktor Pendidikan Agama Islam UIN Bukittinggi, Jumat (8/3).
Albert, MM., berhasil mempertahankan disertasinya dengan judul Pengembangan Model Pelatihan Berbasis Kompetensi untuk Tim Pengelola Pesantren Ramah Anak, di hadapan tim penguji yang dipimpin Prof. Dr. Silfia Hanani, M.Si., selaku Rektor UIN Bukittinggi dengan anggota Dr. Wedra Aprison, M.Ag., Dr.Junaidi, M.Pd., Prof. Dr. Risnita, M.Pd., Afrinaldi, M.A.,Ph.D., Dr. Supratman Z.,M.Pd., M.Kom., Prof.Dr. Zulfani Sesmiarni, M.Pd., dan Dr. Arman Husni, Lc.,M.Pd. Albert, MM., dinyatakan lulus dengan nilai pujian dan berhak menyandang gelar doctor di bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam.Menurut Albert, pesantren ramah anak adalah suatu pesantren yang menjalankan adanya layanan kebutuhan santri terhadap haknya untuk mendapat perhatian, perlindungan dan menyediakan ruang bagi mereka untuk bisa ikut serta secara aktif dalam proses pembelajaran dan perkembangan potensinya.
“Hal ini sekaligus menjadi indikator dari pesantren yang ramah anak disamping ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung kondisi demikian, dan pelayanan umum serta kepemimpinan dan kepengasuhan yang mengayomi dan memberikan hak hak santri,” jelasnya.
Dijelaskannya, dari fakta dan data terdapat kesenjangan antara idealita budaya pendidikan pesantren dan program gerakan pesantren ramah anak dangan realita yang terjadi di lapangan.
“Telah terjadi tindak kekerasan, diskriminasi dan perbuatan yang bertentangan dengan nilai nilai ramah anak sehingga berakibat terhambatnya tumbuh kembang anak didik terutama secara psikologis,” jelas Dosen Universitas Deztron Indonesia itu.
Editor : Bambang Sulistyo