LIMAPULUH KOTA -Kehidupan Nurbaina sungguh memilukan. Nenek 83 tahun ini tinggal di rumah mirip kandang ternak. Rumah tidak layak huni itu berada di Jorong Sawahlaweh, Nagari Tungkar, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat.
Nurbaina tinggal di rumah tersebut bersama putranya Aswir, 64 tahun, yang tidak punya istri. Mereka hidup dari hasil pekerjaan Aswir yang serabutan. Kadang menjadi buruh tani, dan kadangkala mengambil upah memetik kelapa.
Sedangkan Nurbaina sendiri, sudah tidak kuat lagi bekerja. Tubuhnya kurus dan ringkih. Tapi, telinganya masih nyaring mendengar. Bahkan, saat dikunjungi Jumat pagi (7/6/2024, Nurbaina masih lancar mengatakan, jika dia takut tinggal di rumahnya. Apalagi, di samping rumahnya, ada pohon manggis yang sudah lapuk.
Pada musim bencana seperti sekarang, Nurbaina khawatir pohon manggis itu tumbang dan menimpa rumahnya. Sementara, kondisi rumah Nurbaina betul-betul memprihatinkan. Atapnya sudah banyak yang bocor, sehingga harus ditambal dengan terpal plastik dan baliho bekas.
Sedangkan dinding dan tonggak rumah Nurbaina banyak yang lapuk dan keropos. Sebagian dinding bahkan hanya ditutup dengan kardus mie instan. Sedangkan lantai rumah hanya terbuat dari potongan bambu yang disusun dan ditutup dengan karpet bekas. Betul-betul miskin ekstrem.
Di dalam rumah itu, jarak antara kamar tidur, ruang tamu dan dapur Nurbaina berdekatan. Asap dapur langsung masuk ke dalam rumah dan kamar. Kondisi dapur dan kamar, sama kusamnya. Tidak ada sanitasi di rumah itu. Jauh dari kehidupan sehat sebagai hak warga negara.Untuk penerangan malam hari, Nurbaina diberi sebuah bola lampu oleh keponakanya, Upik Ijun yang juga termasuk warga tak mampu di Sawahlaweh. Upik Ijun dan keponakannya, Imar, tinggal di sebelah dan di depan rumah Nurbaina.
Sedangkan di samping rumah Nurbaina, ada rumah yang dihuni seorang pemuda disabilitas, bernama Efrianto alias Kanto Uk Ek, 41. Pemuda ini yatim-piatu. Dia masih jalan cucu atau punya tali kekerabatan dengan Nurbaina.
Kanto Uk Ek pun, juga tinggal di rumah tak layak huni. Dinding rumahnya hanya triplek tipis yang sudah lapuk dan bolong-bolong. Sehingga terpaksa ditambal dengan batang pinang, bambu, dan pelepah daun kelapa. Di dalam rumahnya yang hanya satu ruangan saja, Kanto Uk Ek hanya tidur beralaskan tikar plastik. Tikar itu pula yang dibentangnya, jika ada tamu datang ke rumah.
Generasi Muda Sawahlaweh (Gemusa) yang diprakarsai Meddy, Alek Datuak Paduko Lobiah dan Syafril Datuak Simarapi berinisiasi menggalang dana, memperbaiki rumah Nurbaina dan rumah Kanto Uk- Ek. Inisiasi pemuda ini didukung sejumlah tokoh masyarakat, seperti Pak Sitas, Datuak Alat Cumano, dan Da Pendi Nuruk.
Editor : MELDA RIANI