Alahan Panjang dan Sekitarnya, The Magnificent And Very Beautiful Scenery In The South

×

Alahan Panjang dan Sekitarnya, The Magnificent And Very Beautiful Scenery In The South

Bagikan berita
Alahan Panjang
Alahan Panjang

Oleh Gusti Asnan

Dept. Sejarah, FIB-Unand Padang.

Judul di atas diambil dari buku L.C. Westenenk, A Fourteen Days Trip in the Padang Highlands (1913). Kesan atau pernyataan yang relatif sama, hanya dengan redaksi penyampaiannya yang sedikit berbeda, juga ditemukan dalam hampir semua buku panduan wisata dan travelogues tentang Sumatera Barat pada awal abad ke-20.

Para penulis buku panduan wisata dan para pengelana nampaknya sepakat tentang keindahan alam Alahan Panjang dan daerah sekitarnya. Apalagi dalam buku-buku itu juga ditukuk dengan narasi tentang adanya dua danau, Danau Di Atas dan Danau Di Bawah yang mempesona, udaranya yang segar dengan suhu yang sangat sejuk, dan barisan pegunungan dengan pepohonan yang menghijau.

Kombinasi lanskap yang indah dan molek tersebut membuat beberapa penulis menjulukinya sebagai Kawasan (Pegunungan) Alpen di selatan.

Buku-buku panduan wisata dan travelogues memberikan dua makna tentang ‘Kawasan Selatan’, lokasi Alahan Panjang dan daerah sekitarnya. Makna pertama, dalam pengertian daerah administratif Governement atau Residentie van Sumatra’s Westkust (Provinsi atau Keresidenan Sumatera Barat), Alahan Panjang dan daerah sekitarnya memang berada di bagian selatan daerah administratif itu. Pengertian kedua, secara geografis, Alahan Panjang berada di southern hemisphere (belahan bumi bagian selatan) bila dilihat dari Eropa. Pengertian kedua ini sangat provokatif atau exaggerative sifatnya. Pengertian kedua ini dinyatakan oleh penulis Eropa dan memang ditujukan untuk mempromosikan Alahan Panjang serta kawasan sekitarnya sebagai destinasi wisata, terutama untuk orang Barat.

Tampilnya Alahan Panjang dan kawasan sekitarnya sebagai destinasi wisata adalah sebuah proses yang cukup fenomenal. Kawasan itu tampil dari posisi yang ‘belum apa-apa’ menjadi sebuah destinasi wisata terkemuka. Kemunculannya terlihat dalam rangkaian perubahan yang nyata.

Ada perubahan-perubahan infrastruktur transportasi dan fasilitas pariwisata yang dimiliki serta jumlah/pola kunjungan wisatawan ke daerah itu dalam kurun waktu 40 tahun sejarah pariwisata Sumatera Barat pada masa Belanda.

Editor : Eriandi
Bagikan

Berita Terkait
Terkini