Pasbar, Singgalang - Harga jagung kering terjun bebas membuat petani di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) terancam merugi. Pada musim panen kali ini, harga jual jagung kering yang menurun drastis membuat biaya perawatan yang dikeluarkan tidak seimbang.
Muhammad Nur (50) pada Singgalang, Minggu (30/6) mengatakan, kalau dirinya mengalami kerugian saat panen jagung disebabkan harga jagung menurun drastis saat panen. Sementara harga perawatan begitu tinggi.
"Saat kita menanam jagung harga jualnya lumayan tinggi hingga mencapai Rp 6000 dalam satu kilonya. Namun saat kita panen harga jagung menurun drastis hingga Rp2.650.00 per kilonya," katanya.
Untuk pembelian benih jagung berkualitas lanjutnya, ia mengeluarkan biaya Rp1.500.000 untuk 2 kantong benih, ditambah dengan beli pupuk kandang, pupuk Urea dan pupuk Phoskha, serta pembelian racun gulma. Biaya perawatan tentunya akan merugi ketika harga jagung anjlok seperti sekarang.Akibat anjloknya harga jagung membuat sebahagian para petani memilih membiarkan kebun jagung mereka yang siap panen begitu saja. Sebab, diperkirakan kalau mereka panen bukan hanya merugi, akan tetapi menambah biaya lagi untuk menggaji orang memanen dan biaya angkut.
Meski demikian, sebagian petani memilih untuk menyimpan jagung kering itu terlebih dahulu setelah panen di rumahnya. Bila harga jagung sudah normal, mereka baru menjualnya.
Melihat harga pasar jagung yang tidak normal dan sangat rendah, ia berharap ada upaya dari Pemerintah daerah khususnya Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman Barat untuk membantu para petani, sehingga para petani tidak merugi setiap kali panen.(arafat)
Editor : MELDA RIANI