PADANG - Agak lain memang. Jika layaknya deklarasi pasangan kepala daerah dilakukan di lapangan terbuka atau Gedung pertemuan. Lain halnya dengan pasangan Fadly Amran dan Maigus Nasir. Deklarasi akbar pasangan ini dilakukan di pinggiran sungai Batang Arau usai final selaju ssampan, Fadly Amran Cup 2024, Minggu (18/8).
Disaksikan ribuan pengunjung yang memadati kiri kanan aliran batang arau di Kawasan Palinggam, deklarasi pasangan yang diusung sejumlah partai ini disambut gegap gempita massa yang hadir.
Deklarasi di ujung lomba Salaju Sampan FA Cup 2024, ternyata memiliki makna sebuah tekad jujur dari seorang pemimpin muda Fadly Amran yang terkenal sebagai asset pemimpin Sumbar.
"Salaju sampan adalah olahraga bahari tradisi di Muaro Padang ini, dulu terkenal dengan sebutan Dayuang Palinggam yang lagunya sangat membahana, ada makna di balik itu semua, dalam perjuangan saya dan pak Maigus mengharapkan dukungan masyarakat pemilih Padang, salaju sampan tanda FA-MN melaju tak berbatas untuk mewujudkan pembenahan Padang kota kelahiran kami,” ujar Fadly Amran.
Dalam kesempatan itu hadir banyak tokoh masyarakat. Pun seluruh partai pendukung mulai dari Partai nasdem, Partai Golkar, Partai Persatuan embangunan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Ummat, Partai Gelora, serta partai Hanura, juga turut meramaikan lokasi deklarasi.
Dalam pidato deklarasinya, Fadly mran menyatakan Kota Padang, sebagai ibukota Provinsi Sumatera Barat, menghadapi tantangan signifikan dalam pembangunan. Realita menunjukkan stagnasi yang mengkhawatirkan, bahkan bisa dikatakan sebagai kemunduran. Data terbaru menunjukkan bahwa Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Padang pada tahun 2024 adalah sebesar 4,37%, di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat sebesar 4,71% dan nasional sebesar 5,05%.Meskipun angka kemiskinan di Kota Padang berada pada tingkat 4,17%—lebih baik daripada rata-rata Sumbar dan nasional—tingkat pengangguran terbuka yang masih tinggi, yakni 11,69% pada tahun 2022, menuntut perhatian serius. Untuk mengatasi permasalahan ini, dibutuhkan ide, gagasan, dan inovasi segar dari walikota dan wakil walikota untuk membangun kembali Kota Padang yang kita cintai ini.
Untuk itu, Fadly Amran menekankan pentingnya reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Kota Padang. Ini sejalan dengan Misi-1 FM, yang bertujuan untuk memperkuat tata kelola pemerintahan yang berintegritas, responsif, inovatif, dan partisipatif. Delapan area perubahan akan dilakukan, antara lain:
Selanjutnya Manajemen Perubahan: Penanaman nilai integritas, profesionalitas, dan inovasi. Penataan Peraturan Perundang-undangan: Pembenahan Perda dan Perwako untuk mempermudah pelayanan publik. Penataan Organisasi: Membentuk organisasi Pemko yang lebih ramping dan melayani. Penataan Tata Laksana: Mengimplementasikan pemerintahan digital dengan teknologi informatika. Penataan Sistem Manajemen SDM: Pengelolaan SDM berbasis keahlian (merit system). Penguatan Pengawasan: Memperkuat sistem pengawasan internal dan memastikan ASN bebas dari korupsi dan pungli. Penguatan Akuntabilitas: Menerapkan manajemen kinerja bagi ASN. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik: Menyediakan pelayanan yang prima, inklusif, dan nyaman bagi masyarakat.
Selain itu, Program unggulan di bidang ini meliputi pemerintahan berintegritas, optimalisasi pelayanan publik berbasis teknologi, pembangunan masyarakat tingkat RW, dan Padang Balomba tingkat kelurahan.
Editor : Bambang Sulistyo