Menurut Ketua KKM, Wendi, di Banjarmasin tersebut ada ratusan keluarga Minang. Mereka menekuni berbagai profesi dan pekerjaan. Ada yang pegawai negeri sipil (PNS), guru dan berdagang. Setiap bulan ada pertemuan arisan yang tempatnya di rumah urang awak secara bergantian.
Selain itu, walau jauh dari kampung halaman, para perantau Minang tersebut terus memantau perkembangan kampung halaman. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, bagi mereka jarak Banjarmasin dengan Ranah Minang tak lagi jauh. Berbagai peristiwa yang terjadi di Sumatera Barat juga menjadi perhatian mereka.
Menurut Wendi urang-urang Minang di Banjarmasin sering dijumpai pejabat dari Ranah Minang. Bahkan Wakil Gubernur Nasrul Abit (almarhum) pernah juga bertemu mereka.
"Ketika banjir besar dulu ada bantuan randang dari kampuang," kata dia.
Lantunan lagu-lagu Minang dari sejumlah wartawan seperti Buyung, Edi Jarot dan Syaiful Husen dengan musik organ tunggal menambah kesan kampung makin dalam di tempat itu. Sejumlah perantau ikut berjoget bersama wartawan yang bernyanyi.
Satu jam sudah pertemuan itu. Tiba masanya tamu untuk pamit Namun sebelum berpisah, Wendi mengharapkan Ranah Minang makin jaya. Pilkada di Sumbar bisa berjalan dengan demokratis sehingga terpilih pemimpin yang sesuai dengan harapan masyarakat."Ateh namo kawan-kawan wartawan dari Sumbar, ambo maucapkan tarimo kasih atas jamuan makan sianng ko. Semoga manjadi amal bagi bapak-bapak dan ibu-ibu perantau Minang di siko. Kami mohon diri, karano harus ka arena Porwanas," kata Ketua PWI Sumbar Widya Navies.
Terakhir perantau Minang di Banjarmasin itu menitip salam kepada urang kampuang. "Tarimo kasih juo dari kami lah didatangi, titip salam untuak dunsanak di kampuang dan semoga tim Porwanas Sumbar jadi juara," kata perantau Padang Lua, Kabupaten Agam ini. (wir)
Editor : Eriandi